Museum Bentoel Kembali Dibuka
Setelah enam bulan ditutup, Kamis Museum Bentoel di Jalan Wiromargo 32 Kota Malang kembali dibuka
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Setelah enam bulan ditutup, Kamis (31/10/2013) Museum Bentoel di Jalan Wiromargo 32 Kota Malang kembali dibuka untuk umum. Museum yang telah diupgrade ini, menampilkan perjalanan Bentoel dari masa perintisan hingga di bawah British American Tobacco (BAT).
Masuk ke dalam Museum Bentoel, kesan unik langsung menyapa. Ruangan diset dengan konsep modern, namun materi yang ditampilkan banyak yang mengesankan klasik. Paduan klasik dan modern inilah yang menimbulkan kesan tersendiri.
Museum baru ini dibagi menjadi delapan zona. Zona pertama menampilkan sejarah, zona kedua menampilka manajemen terkini, zona ketiga orang-orang yang berjasa dan zona keempat menampilkan evolusi distribusi. Disambung zona kelima proses produksi, zona keenam prinsip panduan buat karyawan, zona ketujuh multimedia dan branding, serta zona kedelapan berisi galeri foto.
Menurut Corporate Affairs Manager Bentoel Group, Winny Soendaroe, museum sengaja dibuat demikian simple. Penataan dibuat untuk membuang kesan museum yang membosankan dan kuno. "Kalau mendengar museum, yang terbayang adalah sesuatu yang kuno, dan kita harus berpikir untuk memahaminya. Museum Bentoel dibuat se-simple mungkin dan mudah dinikmati,” ujar Winny.
Sebelum direnovasi, museum ini menampilkan sejarah Bentoel dari awal perintisan tahun 1930. Sayangnya koleksi yang dipamerkan berhenti di tahun 1970, padahal Bentoel terus berkembang hingga saat ini.
Untuk itu museum dirombak dan disesuaikan dengan perkembangan masa. Dekorasi di dalamnya menampilkan seminim mungkin tulisan. Namun dari semua gambar yang dipasang cukup mudah memahami keberadaan pabrik rokok terbesar di Kota Malang ini. "Visualnya kami buat sekuat mungkin agar lebih bercerita. Caption dan tulisan kami minimalisir, karena itu biasanya yang membuat orang bosan," tambahnya.
Museum dibuka Rabu - Senin setiap pukul 10.00 WIB - 16.00 WIB. Kecuali hari Selasa, museum sengaja ditutup untuk keperluan perawatan. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk menikmati isi museum ini. (David Yohannes)