Bupati Sumedang Meninggal Karena Kelelahan
Endang meninggal setelah mengikuti acara adat hajat lembur Ngarot di Desa Karedok, Kecamatan Jatigede
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Bupati Endang Sukandar meninggal dunia, Sabtu (2/11) sekitar pukul 12.30. Endang meninggal setelah mengikuti acara adat hajat lembur Ngarot di Desa Karedok, Kecamatan Jatigede. Diduga Endang meninggal karena kecapaian sebab agenda kegiatan orang nomor satu di Sumedang ini sangat padat.
Sepulang kunjungan ke Belitung akhir Oktober, kemudian ke Jakarta, dan baru pulang dari PLTA Asahan di Medan, Jumat (1/11), setumpuk agenda dilahap politikus kelahiran 12 April 1949 ini.
Bupati yang baru dilantik 5 Juli 2013 atau baru menjabat 117 hari ini sempat diberi pertolongan dengan diberi oksigen. Namun, maut menjemput tokoh politik dan pendidikan di Sumedang ini.
"Sempat diberi oksigen, tapi saat diberi pertolongan itu nadinya lemah sekali," kata Ilmawan Muhammad, anggota DPRD Sumedang asal PPP, yang ikut bersama Bupati di Masjid Agung Sumedang, Sabtu (2/11/2013).
Melihat kondisi semakin kritis, Endang sempat dibawa naik motor roda tiga menuju jembatan gantung Sungai Cimanuk. Maklum, ke Desa Karedok itu tak bisa dilalui mobil dan hanya ada jembatan gantung yang bisa dilalui motor. "Saat sampai di jembatan sudah disiapkan brankar dan dibawa ke RS Cideres, Kadipaten. Tapi kemungkinan di lokasi juga sudah meninggal dunia," kata Ilmawan, yang juga Ketua Fraksi PPP.
Endang datang ke Karedok untuk kegiatan adat ngaruat lembur Ngarot. "Saya sempat melihat wajahnya sangat pucat seusai pidato di acara itu dan menegur apakah Papih sedang sakit. Bupati menjawab hanya tidak enak badan," katanya.
Dalam kesempatan itu seperti biasa Bupati Endang ini selalu bernyanyi Cianjuran. Bahkan Endang juga larut bersama warga dan ikut ngibing atau berjoget di acara hajat lembur itu. "Saat itu semuanya kaget karena dia menyanyi Cianjuran tentang Karedok," kata Ilmawan.
Seusai kegiatan, Endang sempat minta ke kamar kecil dan diantar oleh ajudannya. Namun keluar dari kamar mandi di rumah warga yang dijadikan persinggahan itu, tubuh Endang melemah dan pingsan. Bupati langsung dipegang oleh ajudan dan warga yang lain serta dibawa masuk ke dalam rumah.
Endang meninggal dunia dalam pelukan anggota DPRD Jabar Donny Ahmad Munir yang terus mendampingi saat kritis itu. "Selain diberi oksigen, kami juga terus membimbing membacakan talkin laillaha illallah," katanya.
Sebelumnya, Endang terlihat sehat dan sempat berguyon dengan beberapa pegawai, termasuk dengan Donny Ahmad Munir, yang ikut menyusul ke kegiatan hajat lembur itu. Bahkan Donny sempat mengatakan kalau kondisi Bupati Endang itu sangat kuat. "Ari Papih mani kiat-kiatan teuing (sangat kuat fisiknya, Red), baru pulang dari Medan malah ke Karedok," kata Dony seperti dituturkan Ilmawan Muhammad.
Menjawab pertanyaan itu, Endang menyawab enteng. "Malah kalau diam saja jadi pararegel badan teh," kata Endang. (Std)