Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nyonya Tri Terpaksa Menunggu Tiga Jam untuk Cabut Gigi

Nyonya Tri (54), asal Kecamatan Jatinunggal, harus menunggu selama tiga jam di poli gigi, RSUD Sumedang.

zoom-in Nyonya Tri Terpaksa Menunggu Tiga Jam untuk Cabut Gigi
FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pasien melintas di depan instalasi rawat jalan RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, saat berlangsungnya aksi mogok para dokter rumah sakit tersebut, Rabu (27/11/2013). Sejumlah dokter di beberapa daerah secara serentak melakukan demo dan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas terhadap tiga dokter di Manado yang diputus bersalah oleh Mahkamah Agung karena tuduhan malapraktik dan menyebabkan kematian pasien. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Menunggu Tiga Jam untuk Dicabut Gigi

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Nyonya Tri (54), asal Kecamatan Jatinunggal, harus menunggu selama tiga jam di poli  gigi, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang.

Padahal Tri, yang akan dicabut gigi ini pergi dari rumah sejak pagi buta maklum jarak  ke RSUD sangat jauh mencapai 60 km.

"Saya pergi pagi hari, karena jarak ke rumah sakit cukup jauh dan kalau naik kendaraan umum itu bisa lebih dari satu jam," kata Tri yang datang sendirian ke rumah sakit.

Namun, saat datang dan mau daftar ternyata oleh oleh petugas diminta menunggu sampai pukul 10.00. "Saya disuruh menunggu karena dokter sedang ada kegiatan dan baru datang pukul 10.00. Saya datang ke RSU karena mau dicabut gigi," katanya lagi.

Bukan hanya Tri yang harus menunggu selama tiga jam saat datang ke poli rawat jalan, tapi ada ratusan pasien. Mereka umumnya tidak tahu kalau para dokter ini sedang melakukan mogok kerja.

"Tadinya mau pulang saja tapi oleh petugas diminta menunggu. Kalau pulang juga jauh dan besok harus datang lagi sehingga bertahan saja," kata beberapa pasien yang terlihat kecewa.

Berita Rekomendasi

Direktur RSUD Sumedang dr Hilman Taufik menyebutkan, dokter yang bertugas di rumah sakit memang melakukan aksi solidaritas.

"Selama tiga jam, kami tidak memberikan pelayanan di poli rawat jalan. Pukul 10.00 sudah memberikan pelayanan lagi. Ini aksi solidaritas dokter," kata Hilman yang juga ketua IDI Sumedang, kemarin.

Ia menyebutkan, pelayanan di IGD berjalan normal. Namun, hasil pemantauan di ruang IGD itu biasanya ada tiga dokter jaga namun saat aksi mogok itu hanya ada satu dokter yang bersiaga.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Retno Ernawati menilai, aksi mogok para dokter itu bukan sikap arif dan dewasa. "Apa jadinya kalau mogok kerja menjadi tren. Sekarang dokter, nanti profesi lain, misalnya tiba-tiba sehari tanpa ada polisi pengatur lalu lintas, tanpa petugas sampah, sehari tanpa listrik, sehari tanpa juru nikah. Saya prihatin," katanya.

Di Sumedang, saat ini ada 178 dokter yang tergabung dalam IDI dan diantara mereka ada juga yang tidak praktek hari ini. (std)


Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas