Penduduk Miskin Kalbar Tambah 25.160 Orang
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat meningkat 25.160
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness
TRIBUNNEWS.COM PONTIANAK – Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat meningkat 25.160 orang atau mengalami kenaikan 0,50 persen pada September 2013 yang berjumlah 394.170 orang dibandingkan Maret 2013 sebanyak 369.010.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Badar, mengatakan selama periode Maret 2013 hingga September 2013 kenaikan persentase penduduk miskin terjadi di daerah pedesaan dan perkotaan. Untuk daerah pedesaan naik dari 9,51 persen menjadi 10,07 persen sedangkan daerah perkotaan juga mengalami kenaikan dari 5,30 persen menjadi 5,68 persen.
“Berarti selama satu semester terakhir kenaikan persentase penduduk miskin terjadi di pedesaan dan perkotaan. Meski dari sisi jumlah penduduk miskin, pada September 2013 di daerah pedesaan masih lebih banyak sebesar 316.400 orang dibanding di daerah perkotaan sebanyak 77.770 orang,” ujarnya kepada Tribun, Kamis (9/1/2014).
Dengan demikian, persentase kenaikan jumlah penduduk miskin terjadi di daerah pedesaan yaitu 0,56 persen sedangkan di daerah perkotaan meningkat sebesar 0,38 persen. Sementara dari sisi kuantitas jumlah penduduk di pedesaan naik sebanyak 19.180 orang dan di perkotaan mengalami kenaikan sebanyak 5.880 orang.
Badar menambahkan, garis kemiskinan pada Maret 2013 sebesar Rp 248.592 perkapita per bulan meningkat menjadi Rp 270.306 perkapita per bulan pada September tahun 2013. Apabila dipilah menurut jenisnya, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Pada September 2013, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 78,96 persen dan selebihnya 21,04 persen adalah sumbang garis kemiskinan bukan makanan
Sementara periode Maret 2013 hingga September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan adanya kenaikan dari 1,19 menjadi 1,30. Hal ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauh dari garis kemiskinan.
“Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan yaitu dari 0,27 menjadi 0,31 sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin besar di Kalbar,” jelasnya. (sgt)