Kader Partai Nasional Aceh Diculik Seusai Pasang Bendera
Seorang kader Partai Nasional Aceh (PNA) di Lhokseumawe, Jufrizal (27), mengaku jadi korban penculikan.
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Seorang kader Partai Nasional Aceh (PNA) di Lhokseumawe, Jufrizal (27), mengaku jadi korban penculikan dan dianiaya seseorang berinisial Bal karena memasang bendera partainya.
Karena peristiwa tersebut, warga Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Sabtu (11/1/2014) sekitar pukul 23.00 WIB mendatangi Polres setempat, untuk melaporkan kasus tersebut.
Jufrizal mengaku diculik pada Jumat (10/1) sekitar pukul 13.30 WIB. Ia dibawa ke salah satu rumah warga di Desa Hagu Barat Laut.
Setelah dianiaya dan dikurung selama satu hari, Sabtu (11/1/2014) sekitar pukul 16.00 WIB baru Jufrizal diantar ke rumahnya oleh pelaku.
Ketua PNA Lhokseumawe T Saifullah, Senin (13/1/2014), menyebutkan korban diculik saat duduk di salah satu kios dekat rumahnya, seusai memasang sejumlah bendera PNA.
Tiba-tiba, datang seorang pria yang dikenal bernama Bal, memintanya untuk naik sepeda motor merek Honda Vario untuk diajak ke suatu tempat.
Karena tak bersedia, pria itu membentaknya, sehingga pemuda tersebut menaiki motor Bal. Setibanya di salah satu rumah warga di kawasan Hagu Barat Laut, korban mengaku langsung dipukul oleh pria tersebut.
"Dia dipukul di bagian kuduknya, dan kemudian ditendang di bagian pinggangnya oleh pria lain yang berada di rumah itu," tutur Saifullah menyampaikan cerita yang didapat dari Jufrizal.
Setelah terjatuh, kemudian korban dibangunkan dikurung dalam satu kamar rumah tersebut, kemudian dipukul lagi oleh pria lain.
"Dia mengaku dipukul oleh tiga pria, dan korban mengenali ketiga pria yang memukulnya itu," kata Saifullah.
Disebutkan, setelah dikurung satu malam, kemudian pada Sabtu (11/1) sekitar pukul 16.00 WIB, korban baru diantar ke rumahnya dengan menggunakan mobil Kijang Innova warna hitam.
Setelah diceritakan kepada pihak keluarganya, disepakati kasus ini pun dilaporkan ke Polres Lhokseumawe.
"Kekinian, pihak keluarga dan korban masih trauma. Korban sendiri terpaksa disembunyikan ke tempat yang dianggap aman, karena khawatir kembali terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, Minggu malam, korban sempat diancam akan kembali diculik," tuturnya. (jf/bah)