Menderita Kanker Darah, Natalia Perlu Uluran Tangan
Mama Nona mengatakan, karena keterbatasan ekonomi, keluarga hanya pasrah dengan kondisi Natalia.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM KUPANG - NATALIA Tamo Ina (7) tidak ceria seperti anak seusia dia lainnya. Wajahnya pucat. Berat badannya terus menyusut. Bagian dalam mulutnya luka, gusi bengkak hingga menenggelamkan semua giginya. Natalia menderita leukimia atau kanker darah.
Murid kelas 1 SD Pasonobendu di Desa Tanateke, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, ini sebelumnya hidup bersama kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan, Natalia diambil Kristina Kaka Ladi (42), keluarga orang tuanya. Saat ini, Natalia tinggal bersama Kristina di Gokat, Desa Weepangali, Kecamatan Loura.
Natalia pun dibawa ke Rumah Sakit (RS) Caritas untuk diperiksa. Namun akhirnya berhenti sebelum kondisinya benar-benar sehat karena terbentur masalah keuangan. Kristina Kaka Ladi yang biasa disapa mama Nona menuturkan, keluarga tidak menduga Natalia menderita sakit kanker darah.
"Gejala awal, badannya panas. Panas hari ini, dua tiga hari kemudian menurun, kemudian hari berikutnya panas tinggi lagi. Itu terjadi minggu kedua Desember 2013. Sejak saat itu, nafsu makannya menurun. Badannya pun turun terus," ujar mama Nona dengan suara lirih, di kediamannya, Kamis (30/1/2014).
Selain badan panas tinggi, mulut Natalia luka-luka. Gusinya bengkak hingga gigi-ginya nyaris tak kelihatan.
Menurut mama Nona, keluarga memutuskan membawa Natalia ke Rumah Sakit (RS) Caritas pada tanggal 30 Desember 2013. Berbekalkan surat keterangan tidak mampu (SKTM), Natalia pun dilayani. Namun karena masa berlaku SKTM habis sehingga pihak RS Caritas tidak melayani Natalia. Tanggal 31 Desember, Natalia dibawa pulang.
"Kami bawa ke dokter, pikirnya Natalia kurang vitamin. Awal diagnosa demam berdarah. Setelah minum obat tapi tidak ada perubahan," jelasnya. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan, lanjut Mama Nona, keluarga kembali membawa Natalia ke RS Caritas pada tanggal 3 Januari 2014. Lantaran tidak memiliki kartu Jamkesmas sehingga biaya pengobatan dibayar penuh oleh keluarga.
Merasa tidak kuat menanggung biaya, apalagi kedua orang tuanya hanya petani kecil, Natalia pun dikeluarkan dari RS Caritas tanggal 14 Januari. Selama di rumah sakit, biaya pengobatan sekitar Rp 6 juta. Uang tersebut terkumpul, di antaranya patungan keluarga serta orang tuanya menjual ternak.
Menurut mama Nona, pada pemeriksaan kedua, dokter mendiagnosa Natalia menderita kanker darah.
"Keluarga harus berusaha secepat mungkin bawa Natalia periksa di Bali karena RS Caritas fasilitasnya terbatas. Semua gejala menjurus ke kanker darah," ujar Mama Nona mengutip keterangan dr. Windi yang memeriksa Natalia.
Dikatakannya, saat ini Natalia susah makan. Disuap bubur namun makannya tidak banyak. Dikasih susu, meski hanya setengah gelas, Natalia minum tapi tidak habis.
Mama Nona mengatakan, karena keterbatasan ekonomi, keluarga hanya pasrah dengan kondisi Natalia. Ia mengharapkan, dengan diberitakan kondisi Natalia, semoga ada pembaca yang tergerak hatinya untuk membantu membiayai pengobatan Natalia. Untuk membantu, Anda bisa langsung mendatangi dan menemui Natalia di Gokat, Desa Weepangali atau menghubungi mama Nona di nomor hand phone: 081236986451.*