Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RSUD Sumenep Telantarkan Korban Tabrak Lari Tanpa Identitas

Hanya karena tidak memiliki identitas jelas,RSUD Sumenep tega membiarkan korban tabrak lari terlantar.

zoom-in RSUD Sumenep Telantarkan Korban Tabrak Lari Tanpa Identitas
surya/moh rivai
Korban tanpa identitas tak ada yang merawat 

Laporan Wartawan Surya Moh Rivai

TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Hanya karena tidak memiliki identitas jelas dan masih belum sadar, Rumah Sakit Umum Daerah dr H Moh Anwar, Sumenep, tega membiarkan korban tabrak lari terlantar.

Korban dibiarkan tergolek di salah satu bangsal rumah sakit sejak dua hari lalu, kendati kondisinya semakin kritis.

Korban dengan ciri-ciri tinggi sekitar 165 cm, rambut ikal/bergelombang, kulit sawo matang, dan berjenggot, ditemukan tergeletak bermandikan darah oleh Satlantas Polres Sumenep, di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan. Tepatnya di Desa Nambakor, Kecamatan Seronggi, Sumenep, Kamis (6/2/2013).

Halim (33) Warga Desa Nambakor, yang menemukan korban pertamakali dan yang melaporkan ke Satlantas Polres Sumenep, mengatakan sejak kali pertama ditemukan, korban dibawa ke rumah sakit.

Korban hanya diberikan perawatan pertolongan pertama dan selanjutnya dibiarkan terlantar hanya karena tidak punya identitas.

"Hingga kekinian, korban yang tak sadarkan diri karena diduga mengalami gegar otak tetap tidak diberikan tindakan medias lebih lanjut. Padahal semakin hari kondisi korban semakin kritis,'' kata Halim, Jumat (7/2/2014).

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, korban saat ditemukan mengalami patah tulang di bagian kaki kiri serta mengeluarkan darah segar di hidung dan kupingnya dan tak sadarkan diri.

"Tidak ada identitas sama sekali dan karena korban tidak sadar, maka dia tidak diketahui siapa namanya dan asal tempat tinggalnya,'' tuturnya.

Halim merasa kecewa terhadap pihak rumah sakit yang membiarkan korban yang semakin kritis itu dibairkan tanpa ada penanganan lebih lajut. Mestinya, kalau memang tidak ada identitas, sebaiknya dibiayai oleh pemerintah demi alasan kemanusiaan.

"Mengapa rumah sakit tega membiarkan korban tanpa penanganan lebih lanjut, hanya karena takut tidak ada yang membayar. Demi kemanusiaan, seharusnya korban ditangani, janan diterlantarkan,'' imbuhnya.

Safrul Fajri, Kepala Instalasi Peduli Pelanggan RSD Moh Anwar Sumenep, mengakui pasien tanpa identitas yang diduga korban tabrak lari itu belum bisa memberikan perawatan.

Korban, kata dia, mengalami patah tulang di bagian kaki kiri, dan harus operasi untuk penyembuhannya.

"Kami belum bisa melakukan tindakan lebih jauh, karena belum ada keluarga yang akan mendampingi. Para dokter tidak berani untuk memberikan tindakan medis, jadi kami hanya memberikan penanganan ringan saja," kata Safrul Fajri.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas