Warga Solo Diminta Waspadai Banjir Kiriman Wonogiri dan Boyolali
Warga bantaran Sungai Bengawan Solo dan Kali Anyar, diharapkan mewaspadai banjir kiriman dari Wonogiri dan Boyolali.
Laporan Wartawan Tribun Jateng Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Warga bantaran Sungai Bengawan Solo dan Kali Anyar, Solo, Jawa Tengah, diharapkan mewaspadai banjir kiriman dari Wonogiri dan Boyolali.
Karena ketika wilayah Solo, Wonogiri, Klaten, dan Boyolali Utara hujan deras, kedua sungai tersebut berpotensi meluap.
Hal ini, disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Eko Nugroho, Jumat (7/2/2014).
Eko mengatakan, air banjir Solo mendapat kiriman dari Wonogiri, Klaten, dan Boyolali Utara. Ketika tiga kota tersebut hujan deras dan juga terjadi di Solo, maka sungai Bengawan Solo dan Kali Anyar akan meluap.
"Meski Boyolali Utara dan Solo Hujan deras, tapi di Wonogiri tidak hujan, Solo masih aman dari banjir," ujarnya.
Berdasarkan pencitraan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng, intensitas hujan di Kota Solo masih di bawah normal. Sedangkan intensitas hujan di atas normal terpantau di Wonogiri, Klaten, dan Boyolali.
Sementara itu, pantauan elevasi di Waduk Gajah Mungkur, menurut Eko terpantau stabil pada elevasi 135,23 meter di atas permukaan air laut (DPL) artinya masih di bawah siaga satu.
"Air hujan Boyolali Utara akan mengalir ke Kali Anyar, sedangkan dari Wonogiri dan Klaten akan mengalir ke Sungai Bengawan Solo," kata Eko.
Eko mengatakan meski masih stabil, pihak BPBD Kota Solo telah mendirikan Posko Bencana Banjir Kota Solo di Jalan Yosodipuro, Mangkuben atau di kantor Pemadam Kebakaran.
"Sesuai kajian BMKG dan Gubenur kami membentuk posko siaga bencana. Potensi banjir ada di Sumber, Pasar Kliwon, Pucangswit, Serengan, Joyontakan, Semanggi, Sangkrah, Jebres, dan Kampung Sewu. Wilayah Sumber berpotensi luapan dari Kali Anyar," ujarnya.
Selain potensi banjir, lanjut Eko, ada potensi petir dan tanah longsor di Kota Solo. "Berdasarkan BMKG, kelembaban Kota Solo di atas 97 persen berpotensi petir, sedangkan potensi tanah longsor ada satu titik di daerah Mojosongo," imbuhnya.
Eko mengaku persiapan antisipasi banjir Kota Solo telah matang. Perlengkapan pun sudah di datangkan antara lain lima unit perahu karet, sembilan unit motor tril, water treatment, satu unit tenda posko kapasitas hingga 80 orang, 36 tenda keluarga warga, delapan unit mobil pemadam untuk terobos banjir.
"Kami masih kekurangan pelampung karena masih empat unit, perlengkapan selam, dan kendaraan penolong serta logistik. Tapi kami sudah berkoordinasi dengan pihak Kodim, SAR UNS, BASARNAS, Brimob, dan Polresta Solo untuk antisipasi banjir. Kami punya sekitar 70 personel," ujarnya.