Penderita Tumor Ganas Ini Butuh Bantuan
Lehernya tampak membesar dan membengkak. Ia terus merintih dan menangis. Sesekali ia meminta sesuatu.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan Tribun Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Diana Candra, putri pasangan Jesry Simanungklit dan Salma Tambunan divonis menderita penyakit tumor ganas. Tumor itu tumbuh di lehernya sejak berusia dua tahun. Saat ini usianya sudah menginjak 4 tahun.
Diana tak seperti gadis kecil lainnya. Ia hanya bisa duduk di pangkuan ibunya. Lehernya tampak membesar dan membengkak. Ia terus merintih dan menangis. Sesekali ia meminta sesuatu.
Sang ibu dengan sabar menuruti permintaan anaknya. Tidak ada kata yang terdengar dari bibir balita ini, hanya suara tak jelas kata-kata. "Anak ini sejak lahir susah mengucapkan kata-katanya," ucap Salma di kediamannya perumah liar Tangki 1000, Bukit Senyum, Seraya, Batam, Senin lalu.
Ibu anak ini mengatakan, kalau buah hatinya mengalami kesulitan berbicara sejak lahir, akibat penyakit tersebut. Selain menderita tumor ganas, bocah tersebut ternyata juga menderita step atau kejang-kejang.
"Sejak umur 6 bulan sampai sekarang masih sering kumat Stepnya dan kejang-kejang" ucapnya.
Sebelum menderita tumor ganas, Diana lebih dahulu menderita step. Saat sakit itu kemudian tumor ganas menggerogotinya. Tumor itu mulai terdeteksi. Namun dokter menyebutkan itu hanya rahang yang bergeser karena step.
"Benjolan kecil ini disebabkan karena rahang yang bergeser," kata Salma saat menuturkan ucapan ucapan dari dokter ketika memeriksanya. Ia sudah berusaha membawa anaknya berobat ke sejumlah tempat, termasuk alternatif, namun tak berhasil.
Jesry ayah anak malang itu pun membawa ke RSUD Embung Fatimah Batuaji, Batam. Di sana Diana tak bisa ditangani karena keterbatasan alat dan penanganan. Anak itu disarankan untuk dirujuk ke RS Medan dengan RS Jakarta.
"Saya tidak mampu dengan biaya sedemikian, jelas ga ada duit," kata dia. Keluarga Diana pasrah dan mencoba berobat herbal. Ia pernah membawa anaknya ke RS Awal Bros dengan modal kartu peserta Jamsostek.
Namun untuk operasi harus menyediakan uang muka Rp 25 juta. Selain itu ia harus menjalani kemoterapi selama 3 bulanan di Medan, setelah itu baru membawa lagi ke RS Awal Bros.
Jesry pun merasa tak sanggup. Apalagi ia hanya buruh yang bergaji Rp 12 ribu per jam. Saat ditemui di rumahnya Jesry sedang bekerja, terlihat ramuan bubuk hitam di lehernya. "Ini ramuan semacan sinshe, dengan ramuan ini menunggu sampai matang tumor tersebut, sesudah itu bisa untuk dibedah oleh Tabib alternatif," kata Salma.
Kini mereka hanya bisa berharap agar anaknya segera sembuh. Namun Jesry membutuhkan sangat uluran tangan dari para donator.