Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Balita 2,5 Tahun Tewas Terpanggang karena Lupa Diselamatkan Orangtuanya

Kebakaran yang meludeskan dua unit rumah warga di Kabupaten Empatlawang, belakangan diketahui menelan korban jiwa.

zoom-in Balita 2,5 Tahun Tewas Terpanggang karena Lupa Diselamatkan Orangtuanya
net
Ilustrasi kebakaran 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post Wiliem Wira Kusuma

TRIBUNNEWS.COM, TEBINGTINGGI - Kebakaran yang meludeskan dua unit rumah warga di Desa Kemangmanis, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Empatlawang, Selasa (25/2/2014) sekitar pukul 11.00 belakangan diketahui menelan korban jiwa.

Tara (2,5) tahun, putri dari Heri bin Sedih (35) tewas terpanggang, karena saat kebakaran korban tengah tertidur.

Kepala Desa Kemangmanis Sudirman, ketika ditemui di lokasi kebakaran, Rabu (26/2/2014), membenarkan adanya korban jiwa pada kebakaran tersebut.

Saat itu, orangtuanya lupa bahwa anaknya masih berada di dalam kamar tidur. Saat dievakuasi warga, tubuh korban sudah gosong.

"Iya, korban namanya Heri, baru berumur 2,5 tahun. Kalau sumber api hingga kini belum bisa diketahui pasti," ungkapnya.

Sebelumnya, akibat kebakaran ini kerugian yang diderita ditaksir mencapai ratusan juta.

Berita Rekomendasi

Api yang belum diketahui pasti sumbernya ini, diduga berasal dari rumah Evi atau Heri. Namun, karena lambannya petugas pemadam kebakaran (PBK) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Empatlawang, membuat api cepat menjalar ke rumah lain dan meludeskan rumah korban.

"Belum tau kak, api diketahui sudah membesar. Makanya kami bahu membahu melakukan pemadaman dengan alat seadanya ini," ungkap Riduan, warga setempat.

Dia menyesalkan, lambannya armada PBK tiba di lokasi, sehingga api sulit dikuasai. Tidak kurang satu jam api berkobar dengan besarnya, namun warga yang melakukan pemadaman dengan alat seadanya tidak mampu menguasai api.

Beruntung jarak rumah warga lainnya cukup jauh, itupun rumah yang tak terbakar disirami dengan air, sehingga api tidak merambat ke rumah lainnya.

"Itulah PBK saat ini, banyak warga yang kesal, karena seringkali terlambat tiba di lokasi. Mereka tiba di lokasi pun, menyemprotkan sedikit air lalu pergi lagi," sesalnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas