Oknum TNI Merangkap Penagih Utang Ancam Bunuh Pengusaha
Indra Taslim, seorang pengusaha, mengaku diancam dibunuh oleh oknum TNI, yang datang ke rumahnya di Pekanbaru.
Laporan Wartawan Surya Syafruddin Mirohi
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Indra Taslim, seorang pengusaha sekaligus pekerja pemeliharaan timbangan kelapa sawit, mengaku diancam dibunuh oleh oknum TNI, yang datang ke rumahnya di Pekanbaru.
Dia mengaku tidak tahu alasan kenapa aparat tersebut mengancam untuk membunuhnya.
Menurut penuturan Indra, Minggu (16/3/2014), aparat yang datang tersebut dari kesatuan TNI, untuk meminta dirinya membayar utang.
Tapi, utang apa yang dimaksudkan sang oknum, tidak tahu pasti. Bahkan oknum tersebut menyebutkan meminta uang tersebut terkait sebuah perkara.
"Dengan siapa dan apa maksudnya, saya tidak tahu. Yang pasti, oknum tersebut datang menagih utang Rp 50 juta ke saya. Utang dari mana saya tidak mengerti," papar Indra.
Ia menjelaskan, kalau terkait bisnis timbangan, dia mengaku hanya berhubungan dengan Nursyirwan Koto, yang juga seorang notaris. Tidak dengan oknum aparat tersebut. Namun, kalau terkait hal itu, kenapa dirinya harus berhubungan dengan oknum aparat.
Taslim menuturkan, hubungan bisnisnya dengan Nursyirwan Koto, terjadi sejak tahun 2010 lalu. Mereka bekejasama dalam bisnis pemeliharaan timbangan kelapa sawit.
Dalam kesepakatan kerjasama tersebut, Nasyirwan sebagai pemodal dan dia sebagai operator, yang sistem bisnisnya bagi hasil dari usaha jasa tersebut. Namun, pada 2012, hubungan bisnis mereka mulai retak.
Kalau biasanya Nasyirwan tidak ingin tahu mengenai tagihan dan pekerjaan yang dilakukannya, kini dia mulai kritis dan mengambil alih semua penagihan ke perusahaan yang timbangannya dipelihara selama ini.
"Sekitar Rp 1 miliar uang yang belum ditagih, pekerjaan sudah selesai, dia (Nursyirwan) yang ambil alih. Tapi tak masalah biar saja. Terpenting nanti ada hitung-hitungannya," terang Indra. Sayangnya, setelah menunggu sekian lama, tenyata tak ada kabar dari Nursyirwan.
Anehnya, saat dilakukan pengecekan di perusahaan tempat perbaikan timbangan, ternyata uang sudah ditagih Nustirwan semuanya. Indra berencana mempertanyakan hal itu ke Nursyirwan meminta haknya.
"Sehari sebelum saya mempertanyakan itu ke kantornya (Nusyirwan), datang oknum aparat tersebut, dan mengancam ingin memukul saya. Dia meminta utang dengan membawa surat kuasa dari Nursyirwan," sebutnya.
Karena merasa terancam, Indra mempertanyakan kepada Nursyirwan tentang utang itu, dan uang Rp 1 miliar tagihan hasil kerjanya dulu. Namun ketika mendatangi kantornya, ternyata tak ada itikad baik darinya.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru Kamaruzaman, mengecam peilaku oknum tersebut yang telah merusak nama baik kesatuan.
"Sangat kita sayangkan, kita minta agar masyarakat jangan mau membayar utang melalui jasa penagih utang oknum aparat ini, langsung laporkan ke komandannya," ungkap Kamaruzaman.