Keluarga Korban Kecelakaan KA Histeris di RSUD Deliserdang
Isak tangis histeris menyelimuti area kamar jenazah RSUD Deliserdang, Sabtu (3/5/2014) siang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Indra Gunawan Sipahutar
TRIBUNNEWS.COM, LUBUK PAKAM - Isak tangis histeris menyelimuti area kamar jenazah RSUD Deliserdang, Sabtu (3/5/2014) siang. Keluarga korban kecelakaan kereta api datang berbondong-bondong untuk memastikan kebenaran kematian.
"Cepat sekali abang pergi. Kok bisa seperti ini kejadiannya," tangis seorang wanita.
Kerabat korban, T Ginting warga Batang Kuis mengatakan pasutri yang menjadi korban itu merupakan warga Takengon Aceh. Menurutnya kedatangan korban ke Lubuk Pakam karena ingin menghadiri pesta pernikahan.
"Yang ninggal ini abang sama kakak ipar ku. Mereka ini sudah 3 hari disini, karena hari ini adik mereka menikah. Tadi malam itu mereka dari Batang Kuis mau balik ke Lubuk Pakam," ujar T Ginting.
Tepat pukul 11.00 WIB keluarga korban kecelakaan kereta api yang tewas di Perlintasan Kereta tanpa palang pintu di Jln Pasar Sore Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin membawa pulang jenazah dari RSUD Deliserdang, Sabtu (3/5/2014). Keduanya dibawa pulang ke Takengon Aceh karena keduanya merupakan warga sana.
Sebelumnya diberitakan, pasangan suami istri, Saribun Darma (49) dan Ramdani (39) warga Takengon Aceh tewas mengenaskan setelah ditabrak kereta api di perlintasan kereta tanpa palang pintu di Jln Pasar Sore Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Deliserdang, Jumat (2/5/2014) malam sekira pukul 23.45 WIB.
Berdasarkan data yang dihimpun di Unit Laka Polres Deliserdang, Sabtu (3/5/2014) siang keduanya saat itu mengendarai sepeda motor Honda Vario BK 5435 MAA yang melintas dari arah Batang Kuis menuju Lubuk Pakam. Sedangkan kereta api yang menabrak mereka datang dari arah Perbaungan menuju Medan.
Kanit Laka Polres Deliserdang, Iptu G Karo Karo menjelaskan kereta api yang menabrak mereka adalah kereta api pengangkut CPO yang dimasinisi Kusuma Wijaya. Keduanya disebut merupakan warga Takengon Aceh.