Mahasiswa Buddhis Serukan Pelestarian Candi Borobudur
Mereka pun mengusung berbagai poster yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk peduli dengan cagar budaya dunia itu.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Peringatan Trisuci Waisak 2558 BE/2014 yang dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dimanfaatkan oleh Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmabudhi) untuk berkampanye pelestarian Candi Borobudur, Rabu (14/5/2014).
Sebanyak 30 mahasiswa Buddhis bergabung dengan iringan umat Buddha yang mengarak air berkah dan api abadi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Mereka pun mengusung berbagai poster yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk peduli dengan cagar budaya dunia itu.
Para mahasiswa ini berasal dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Semarang, Malang, Mataram, Wonogiri, dan Boyolali. Menurut Sartikadi, Sekjen Presidium Pusat Himabudhi, tujuan aksi bertajuk "Saya Peduli Kelestarian Borobudur" adalah mengajak masyarakat mencintai Candi Borobudur.
Cara mencintai itu pun bisa dimulai dari hal sederhana, kata Sartikadi, seperti tidak memanjat dinding, mencorat-coret maupun menyentuh arca/stupa. "Kami ingin mengajak masyarakat, tidak hanya umat Buddha, untuk peduli dengan kelestarian peninggalan nenek moyang kita," kata Sartikadi di sela aksi.
Hikmabudhi juga ingin meluruskan paradigma masyarakat tentang mitos menyentuh arca atau stupa candi. Logikanya, menyentuh arca atau stupa maupun menginjak dinding atau lantai batu andesit dapat merusak batuan itu.
"Candi ini sejatinya adalah milik bersama jadi mulai dari kebersihan sampai kelestariannya merupakan tanggung jawab kita bersama," imbuh Sartikadi. Dia pun mengatakan ada penurunan tinggi candi yang terjadi tiap tahun.
Koordinator Aksi, Witono menambahkan, kampanye peduli kelestarian candi peninggalan raja pada abad VIII itu sudah dilakukan sejak Rabu pagi. Aksi digelar antara lain dengan pemasangan spanduk, pembagian brosur, stiker, dan parade poster.
"Besok, Kamis (15/5/2014), kami bergabung dengan Balai Konservasi Borobudur akan kerja bakti membersihkan pelataran candi," kata Witono, mahasiswa dari Jepara, Jawa Tengah, itu. "Biasanya, usai prosesi Waisak akan menyisakan banyak sampah," keluh dia.
Menurut Witono, prosesi Waisak merupakan momen penting untuk menggugah masyarakat. Pada momen ini, kata dia, puluhan ribu masyarakat berkonsentrasi ke cagara budaya dunia tersebut. Hikmabudhi berharap, dengan memanfaatkan momen ini akan tumbuh pula kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian dan mencintai Candi Borobudur.