Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertamax di Amurang Ludes dalam Sekejab

Bahkan stok pertamax yang biasanya bertahan lama, menurut Ellen ludes dalam sekejap.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pertamax di Amurang Ludes dalam Sekejab
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, AMURANG - Perbaikan dan pembangunan jembatan di Desa Matani, Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan menghambat penyaluran bahan bakar minyak ke Amurang, Kotamobagu dan sekitarnya.

Di Kotamobagu, harga bensin eceran sempat tembus Rp 30 ribu. Namun Minggu (25/5/2014), harga premium eceran mulai turun menjadi Rp 15.000. Padahal harga eceran biasanya hanya Rp 8.000.

Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum pun mulai melayani pembeli. Karena bahan bakar langka, antrean di SPBU pun tak terelakkan.

Antrean mengular baik mobil maupun sepeda motor sangat panjang. Seperti yang terlihat di SPBU Amurang, antrean mobil sampai di Jembatan Bitung, menunggu giliran mendapatkan minyak.

"Sudah empat jam saya antre," ungkap seorang pengemudi.

Terlihat juga jejeran sepeda motor yang diparkir warga. Mereka memilih membeli menggunakan botol air mineral kosong, kemudian menuangkannya ke dalam tangki sepeda motor.

"Dari pada tidak dapat, lebih baik begini biar cepat. Sebab di eceran harganya Rp 13 ribu per liter," jelas Fedy, warga setempat.

BERITA REKOMENDASI

Perilaku antrean menggunakan botol air mineral ini kemudian dicegah pemilik SPBU Amurang, Nyonya Ellen. "Jangan ada yang isi galon," jelasnya.

Menurut penjelasannya, BBM, khususnya bensin itu dikirim dari Gorontalo oleh Pertamina sebanyak 8 ribu liter, dan baru tiba sekitar pukul 11.30 Wita.

"Sebenarnya di sini jatahnya 16 ribu liter, tapi yang dikirim 8 ribu liter saja. Tidak tahu yang 8 ribu liter lagi kapan," ujarnya.

Sebab menurutnya, biasanya mendapat suplai dari Bitung, namun karena terhambat jembatan di Matani, sehingga kendaraan bermuatan di atas 8 ton belum bisa lewat di jembatan darurat, maka hanya mendapat pasokan setengah dari jatah. Itupun dikirim dari Gorontalo.

Bahkan stok pertamax yang biasanya bertahan lama, menurut Ellen ludes dalam sekejap.


"Biasanya stok pertamax itu 8 ribu liter untuk sebulan baru habis. Namun ini sudah habis, dan akan pesan lagi, tapi kan sama belum bisa lewat juga," jelas dia.

Hal yang sama juga terlihat di SPBU Tumpaan, antrean nampak mengular.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas