Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lagi, Komodo Koleksi Kebun Binatang Surabaya Mati

"Diduga mati karena saluran pernafasannya," katanya.

zoom-in Lagi, Komodo Koleksi Kebun Binatang Surabaya Mati
surya/habibur rohman
Komodo koleksi KBS yang mati beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lagi-lagi Kebun Binatang Surabaya (KBS) kehilangan satwa koleksinya.

Kali ini bahkan satu komodo (Varanus komodoensis) jantan berusia empat tahun ditemukan mati di kandangnya, Senin (2/6/2014) pagi.

Komodo merupakan satu-satunya reptil raksasa dari jutaan tahun lalu yang masih bertahan hingga saat ini di dunia dan hidup endemik secara in situ di Kepulauan Komodo, di NTT.

Di alam liar, komodo jantan bisa berbobot sekitar 95 kilogram dengan panjang sekitar 2,5-2,8 meter sedangkan yang betina lebih kecil dan pendek.

Komodo bisa menjadi kanibal jika kekurangan mangsa dan diketahui mampu berenang menyeberangi selat.

Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, Agus Supangkat, mengatakan, kematian komodo jantan itu diketahui saat seorang penjaga satwa setempat membersihkan kandang sekitar pukul 08.00 WIB.

"Untuk lebih jelas silahkan tanya ke Bu Liang Kaspe (dokter hewan KBS) saja," ujarnya.

Sementara itu, dokter hewan sekaligus Direktur Operasional Kebun Binatang Surabaya, Liang Kaspe, menuturkan, berdasarkan hasil otopsi sementara tim dokter KBS, keadaan organ tubuh komodo jantan itu normal.

Dari segi usia, kata dia, komodo itu masih tergolong muda. Hanya saja keadaan rongga mulut memerah. Selain itu, ada sedikit lendir pada bagian paru-paru komodo.

"Diduga mati karena saluran pernafasannya," katanya.

Atas kematian satu komodo jantan itu, tidak mengurangi jumlah komodo di KBS, yang sekitar 73 dari berbagai usia.

Menurut dia, jumlah koleksi kebun binatang terbesar di Indonesia timur itu karena pada awal April lalu 17 butir telur komodo menetas.

Sekretaris Kota Surabaya Surabaya, Hendro Gunawan, menjelaskan, belum ada kepastian izin lembaga konservasi diterima dari Kementerian Kehutanan.

Pemerintah Kota, katanya, melalui PDT KBS bersifat menunggu. Sebab, semua persyaratan sudah lengkap. Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Jawa Timur sudah mengirim semua berkas yang diperlukan ke Kementerian Kehutanan. (ANT)

Sumber: Antara
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas