Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lulus Kuliah Kedokteran, Kaget Dengan Penghasilan Minim

“Adilkah jikalau penghasilan dokter masih jauh lebih kecil ketimbang supir busway yang sudah capai 7 juta atau buruh pabrik di Jakarta

zoom-in Lulus Kuliah Kedokteran, Kaget Dengan Penghasilan Minim
SANOVRA JR
Ratusan dokter dan mahasiswa Kedokteran se-Makassar yang tergabung dalam Forum Aksi Solidaritas Dokter Makassar Menggugat (FASDMM) melakukan aksi solidaritas menolak kriminalisasi dokter di Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa (26/11/2013). Mereka menolak tindakan kriminalisasi terhadap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG, dr Hendry Simanjuntak SpOG, dan dr Hendy Siagian SpOG atas tindakan medis yang mereka lakukan terhadap pasien yang menyebabkan kematian pada April 2010 lalu di Manado. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Banyak anak kecil ketika ditanya mau jadi apa saat gede nanti, mereka menjawab mau jadi dokter.

Begitu gede, hanya sebagian kecil yang bisa berbaju dokter. Sebab, menjadi dokter memang tak mudah.

Sulitnya menjadi dokter bukan hanya karena standar akademis yang tinggi.

Kesulitan itu datang juga dari biaya pendidikan yang terlampau mahal bagi banyak anak Indonesia.

”Masalah biaya itulah yang memupuskan banyak mimpi anak bangsa menjadi dokter,” ujar dr Wahyu Triasmara, Selasa (3/6/2014).


Dokter memriksa gigi pengunjung dalam acara ?Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu! Zone? di Living World, Serpong, Sabtu (11/4/2015). Dalam kegiatan itu diisi dengan diskusi kesehatan gigi, pemeriksaan gigi dan beragam kuliner foodtruck. (Warta Kota/alex suban)

Banyak orang tua yang ragu menguliahkan anaknya di fakultas kedokteran.

Berita Rekomendasi

Meskipun pandai, mereka ragu bisa membayar ongkos perkuliahan yang mencapai ratusan juta rupiah.

Memang tidak semua sekolah kedokteran itu mahal, akan tetapi bisa dihitung dengan jari dari beberapa fakultas kedokteran di negeri ini yang berbiaya murah.

Meski mahal, fakultas ini tetap menjadi primadona. Banyak lulusan SMA yang mengantre mendaftar, baik di kampus negeri maupun swasta.

Tentu saja, daftar antrean ini membuat pengelola kampus sumringah. Bagi mereka ini adalah peluang mendulang pendapatan besar.

”Income itu datang dari sumbangan masuk para mahasiswa baru,” imbuhnya.

Memang ada tawar menawar harga juga. Itu sudah bukan jadi rahasia umum terutama bagi penyelenggara sekolah kedokteran swasta.

Tak cukup puluhan juta per kepala, akan tetapi biaya lebih dari Rp 250 juta rela dikeluarkan demi mendapatkan jatah 1 kursi di sebuah perguruan tinggi.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas