Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekitar 100 Ton Kopi Arabika Organik Asal Colol Bakal di Ekspor

Kopi arabika organik di Colol mulai dipanen dan direncanakan akan diekspor

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Sekitar  100 Ton  Kopi Arabika  Organik  Asal Colol  Bakal  di Ekspor
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Pekerja mempersiapkan kayu untuk bahan bakar di salah satu tempat pengolahan biji kopi secara tradisional di Desa Ie Masen Ulee Kareng, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Senin (25/3/2013). Permintaan kopi yang diolah secara tradisional masih sangat diminati karena dianggap memiliki cita rasa tersendiri. SERAMBI/M ANSHAR 

TRIBUNNEWS.COM. RUTENG -- Kopi arabika organik di Colol, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mulai dipanen dan direncanakan akan diekspor. Ekspor perdana diperkirakan mencapai 100 ton.

"Petani mulai panen saat ini hingga bulan Agustus mendatang. Produksi kopi tahun ini  sangat bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Suherman, Kepala Perwakilan PT Indocom, eksportir Kopi Flores, kepada Pos Kupang di Ruteng, Senin  (2/6/2014). 

Kopi Colol, pusat pengembangan kopi terbesar di Manggarai (kini Manggarai Timur) mencapai 400 ha. Idealnya  bisa dipanen sekitar 250 ton atau sekitar 600 kg/ha.  Namun produksi  dari setiap petani berbeda-beda tergantung pemeliharaan dan perawatan pohon kopi.

Dikatakannya, kopi Colol maupun unit pengolahan hasil (UPH) telah disertifikasi  dan memenuhi syarat kelayakan diekspor ke Benua Eropa dan Amerika. Pengelola UPH  diminta mempertahankan keaslian kopi Colol yang menjadikan kopi itu unggul.

Meskipun baru akan memulai ekspor, kata  Suherman, petani dan pengelola UPH  di Colol cepat tanggap tentang prospek keuntungan yang kelak didapatkan para petani. Mereka menikmati hasil yang lebih besar bila dijual kepada pengepul di Ruteng. Saat ini ada  delapan UPH yang aktif melakukan aktivitasnya.

"Kami (eksportir) kopi tidak bekerja sendirian memberikan bimbingan dan pelatihan kepada petani. Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom), Delsos Keuskupan Ruteng, dan  Veco Indonesia juga turun bersama-sama  menemui petani memberi penyadaran. Kita harapkan lebih banyak petani menjadi anggota UPH," imbau Suherman.

Lain halnya dengan  Kopi Manggarai. Meski kebanyakan masyarakat mengidentikan Manggarai dengan produksi kopi, namun  kopi Manggarai belum pernah  diekspor ke Eropa dan Amerika. UPH samasekali tidak bertumbuh. (ius)

Tags:
Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas