Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Anggapan Jadi Dokter Bisa Hidup Enak dan Kaya

Dia mengaku hanya dibayar Rp 6.000 sampai Rp 10.000 tiap bulan untuk jasa layanannya di BPJS.

zoom-in Ada Anggapan Jadi Dokter Bisa Hidup Enak dan Kaya
net

News Analysis
dr Marius Widjajarta
Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA -  Selain itu, masyarakat juga perlu tahu bahwa kuliah murah di fakultas kedokteran tidak selalu menghasilkan layanan dokter yang murah.

Bisa saja mereka tetap komersial. Tetap mematok tarif tinggi. Atau sebaliknya. Tidak selalu dokter yang kuliah mahal kemudian menjadi mata duitan.

Sudah banyak contoh dokter yang sekolah mahal-mahal, rela dibayar semampu pasiennya. Ini lebih pada masalah budi pekerti, moral, dan etika.

Para dokter yang berbudi pekerti ini, lebih memegang sumpah dokternya dengan mementingkan kondisi pasien.

Lingkunganlah yang membentuk akal dan budi pekerti itu. Sejak kecil, saya sudah ditanamkan orang  tua agar tidak mencari-cari uang dengan memanfaatkan pasien.

Padahal, orang tua saya menguliahkan saya mahal-mahal di Trisakti. Semangat jiwa sosial itu yang ditanamkan orang tua saya.

Anggapan salah yang berkembang di masyarakat adalah, jadi dokter itu enak dan bisa hidup mapan serta kaya.

Anggapan inilah yang kemudian dijadikan orientasi banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya di fakultas kedokteran.

Hasilnya jelas, nanti target pasien untuk cari untung.

Kita sebagai dokter bisa kok tetap profesional dan mengedepankan pengabdian. Tetapi tentu saja, pemerintah harus tahu diri juga.

Saya beri contoh. Pertengahan Mei lalu saya mendapat keluhan dari seorang dokter spesialis anak di Jakarta. Dokter ini termasuk senior.

Dia mengaku hanya dibayar Rp 6.000 sampai Rp 10.000 tiap bulan untuk jasa layanannya di BPJS.

Ada juga rekan saya di Makassar, dokter spesialis anastesi yang juga diupah begitu murah oleh pemerintah. Dia mengaku dibayar Rp 80.000 dan bayarnya 4 bulan sekali.

Sebenarnya, ini bukan masalah money oriented. Tetapi, lebih pada bentuk penghargaan atas jasa profesi yang tidak layak.

Perlu diingat, risiko seorang dokter juga tinggi. Apakah itu sepadan dengan upah tersebut?

Harusnya, pemerintah memiliki standar pelayanan medis. Standar ini termasuk upah dan pelayanan dokter kepada pasien. (idl)

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas