Ada Isu ELpiji Langka, 2 Kecamatan di Madiun Digelontor Ribuan Tabung Elpiji 3 Kg
"Sejauh ini, tidak ada kelangkaan. Keterlambatan kemarin itu karena memang hari Minggu, hari libur tak ada penyaluran," terang Sales Eksekutif Elpiji
TRIBUNNEWS.COM,MADIUN - Adanya isu kelangkaan elpiji 3 kilogram di wilayah Kecamatan Geger dan Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun membuat sejumlah instansi terkait langsung kebakaran jenggot.
Sejumlah instansi terkait itu, mulai Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Madiun, Pertamina dan Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi Industri Perdagangan dan Pariwisata (Dikoperindag) Pemkab Madiun langsung bereaksi.
Ketiga instansi terkait itu, langsung menggelontor sebanyak 2.240 elpiji 3 kilogram di kedua kecamatan itu menggunakan empat truk.
Sayangnya, hingga operasi berjam-jam tidak banyak permintaan tabung elpiji melon itu.
Bahkan yang meminta adalah kalangan warga dengan kemampuan membeli antara 2 sampai 3 tabung dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan membayar sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 14.000 per tabung.
Meski ribuan tabung itu dibagi dan diangkut menggunakan masing-masing 2 truk perkecamatan, akan tetapi sampai jam operasi pasar selesai tidak ada yang habis dari keempat truk yang stand by di Kecamatan Geger yang kemudian digeser ke Pasar Pagotan, Kecamatan Geger maupun di depan Kantor Kecamatan Kebonsari itu.
Bahkan, truk lainnya masih utuh tidak ada tabung warna hijau itu yang diturunkan dari bak truk.
"Sejauh ini, tidak ada kelangkaan. Keterlambatan kemarin itu karena memang hari Minggu, hari libur tak ada penyaluran," terang Sales Eksekutif Elpiji Rayon IV Pertamina Madiun, Hendro Tambunan kepada Surya, Selasa (10/6/2014) saat operasi pasar di Pasar Pagotan, Kecamatan Geger.
Selama ini, kata Hendro elpiji 3 kilogram yang ada di agen akan selalu dikirim ke sejumlah pangkalan. Selama ini, tidak ada keterlambatan lantaran jika di pangkalan kosong, akan tetapi di tingkat pengecer dipastikan masih ada stok.
"Tetap lancar pengiriman tak ada masalah," imbuhnya.
Sedangkan mengenai dropping sekaligus operasi pasar dengan menurunkan sebanyak 1.120 tabung gas elpiji 3 kilogram menggunakan 2 truk di Kecamatan Geger dan 1.120 tabung gas elpiji 3 kilogram dengan 2 truk di Kecamatan Kebonsari untuk mengevaluasi tingkat penggunaan elpiji menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Kami turun ini untuk evaluasi ada penambahan permintaan atau kenaikan harga atau tidak. Karena selama ini, Pertamina selalu mengantisipasi dengan menambah pasokan antara 10 sampai 12 persen setiap menjelang Ramadhan dan Lebaran," ungkapnya.
Sementara, Kabid Perdagangan Diperindagpar Pemkab Madiun, Agus Suyudi menegaskan jika berdasarkan hasil operasi pasar tabung gas elpiji 3 kilogram tak ada kelangkaan di Kabupaten Madiun.
Hal itu, dibuktikan dari ribuan tabung gas elpiji yang diturunkan di dua kecamatan menggunakan armada truk itu, tidak ada yang habis sampai jam operasi pasar selesai.
"Tak ada kelangkaan elpiji 3 kilogram. Semua ini justru malah menguntungkan para pengecer. Mereka bisa membeli elpiji dengan harga HET tanpa melewati pemilik pangkalan. Belum lagi tak ada antrean atau permintaan berlebih selama operasi pasar di dua titik itu. Kalau ada kelangkaan kami yakin permintaan hari ini cukup banyak dan elpiji yang kami siapkan habis," pungkasnya.