Pemkot Kotamobagu Perketat Keluar Masuk Unggas
Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu memperketat keluar-masuk unggas. Langkah ini diambil setelah ada indikasi terjangkitnya ayam oleh virus H5N1.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU - Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu memperketat keluar-masuk unggas. Langkah ini diambil setelah ada indikasi terjangkitnya ayam oleh virus H5N1 atau biasa dikenal flu burung.
Flu Burung kembali mengancam Kotamobagu. Dugaan penyakit pada unggas yang disebabkan virus H5N1 itu bermula dari kematian mendadak ayam bangkok milik warga Sampana, Tuntje Dolo. Dinas Peternakan pun ambil langkah cepat.
"Kami telah membuat check point. Jadi tidak semua ayam dari daerah lain bisa masuk ke Kotamobagu," ujar Dinas Pertanian Perikanan Peternakan Perkebunan dan Kehutanan (DP4K) Kotamobagu Hardi Mokodompit, Kamis (19/6/2014).
Semua jenis unggas, seperti ayam harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu di pos penjagaaan sebelum memasuki Kotamobagu. Pos penjagaan tersebut berada di Mongkonai yang merupakan pintu masuk dari arah Manado. Satu lagi di Moyag.
"Ini lebih mengefektifkan lagi pos yang memang sudah ada. Pos ini dikelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi Informatika Dan Pariwisata (Dishubkominfopar) dan DP4K," kata Hardi lagi.
Tidak semua unggas dari luar daerah bisa masuk ke Kotamobagu. Ayam atau unggas lainya harus memiliki surat bebas flu burung dari instansi terkait di mana unggas itu berasal. Langkah ini untuk memperkecil kemungkinan masuknya unggas yang terkena flu burung.
Selain memperketat keluar-masuk unggas ke Kotamobagu, Pemkot Kotamobagu juga mengingatkan kepada jajaran pemerintahan kecamatan sampai desa/kelurahan untuk tetap memantau apabila ada kematian unggas secara mendadak.
"Bagi sangadi dan lurah, laporkan secepatnya jika ada ayam atau bebek yang mati mendadak di daerahnya masing-masing. Agar kami bisa langsung menindaklanjutinya," kahardi menambahkan.
Mengenai hasil pengambilan sampel lendir dan feses ayam oleh Unit Respon Cepat Penanganan Hewan Menular Strategis (URCPHMS) dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Sulut, Hardli mengatakan, pihaknya belum menerima.
"Sampel dari ayam dan bebek tersebut dibawa ke Laboratorium Veteriner di Maros, Sulsel. Kami belum menerimanya. Namun berdasarkan tes cepat yang kami lakukan, hasilnya 90 persen positif flu burung," kata dia menandaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.