Menunggu Kebaikan Wali Kota Surabaya
“Kami berharap Bu Risma (Tri Rismaharini) turun tangan. Menganulir surat edaran Dindik yang berisi larangan menerima siswa baru,” kata KH Abdul Tawwab
Penulis: Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM.SURABAYA - Berbagai upaya dilakukan para kepala sekolah dan pengurus yayasan sekolah yang ditutup Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya.
Mulai melayangkan gugatan, membagikan bunga, sampai mengadu ke DPRD Surabaya.
Kini, harapan terbesar mereka gantungkan pada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Kami berharap Bu Risma (Tri Rismaharini) turun tangan. Menganulir surat edaran Dindik yang berisi larangan menerima siswa baru,” kata KH Abdul Tawwab, pengurus yayasan SD Baitul Mu’min.
SD Baitul Mu'min masuk dalam daftar 20 SD swasta yang dilarang menerima siswa baru lantaran tak punya izin operasional atau izin operasionalnya mati.
Untuk meluluhkan hati Risma, para kepala sekolah (kasek) swasta, guru, dan semua siswa akan mengirim surat harapan pada wali kota yang dikenal merakyat itu.
Semua surat harapan dan curhat akan ditulis dengan tangan.
”Biarlah anak-anak kami sendiri yang menyuarakan isi hatinya kepada Bu Risma,” imbuh Tawwab.
Sembari menulis surat kepada Risma, mereka akan menggelar istighotsah dan doa bersama.
Tak hanya siswa dan guru yang dilibatkan, melainkan juga para orang tua siswa untuk ikut berdoa agar sekolah bisa terus beraktivitas.
Selain SD Baitul Mu’min, sekolah-sekolah lain, kata Tawwab siap bergabung dalam istighotsah. Antara lain SD Ahmad Yani, SD Indriasana 4, SD At-Taqwa, AELI, dan SMA Practica.
Istighotsah akan diawali dengan membaca surat berisi harapan para siswa.
”Lalu kami akan berdoa bersama agar harapan itu terkabul,” kata Tawwab.
Sekretaris Yayasan SD Ahmad Yani, Totok Hariyanto memastikan pihaknya bergabung dalam istighotsah dan mengirim surat harapan untuk Risma, yang baru saja berhasil menutup lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak.
“Selama ini, kami dan anak didik sudah sering kali turun ke jalan untuk menggelar aksi simpati. Termasuk aksi membagi bunga di jalan. Namun, sampai saat ini belum ada gelagat dari Dindik untuk mancabut surat edaran penghentian operasional,” katanya.
Totok mengaku sedikit lega karena mendengar Dindik sudah merevisi surat edaran April lalu itu. Namun, ia belum memastikan kebenaran kabar itu.
Sebab hingga kemarin, ia belum belum menerima surat atau pemberitahuan dari Dindik tentang revisi surat pelarangan menerima siswa baru tersebut.
Tawwab dan para kepala sekolah swasta senasib yakin, Risma akan menyelamatkan masa depan para siswa di sekolah-sekolah itu.
”Kami berharap kebaikan Bu Risma. Lokalisasi Dolly saja beliau perhatikan tulus dengan hati, untuk menyelamatkan anak-anak di sana. Masa kami yang berjuang di dunia pendidikan tidak beliau perjuangkan?” ujarnya berharap.
Para kepala sekolah dan pengurus yayasan yang bergabung dalam Asosiasi Sekolah Swasta Indonesia (ASSI) ini berharap Kepala Dindik Surabaya, Iksan memberi kesempatan mereka untuk berdialog.
“Harapan kami, Dindik konsisten dengan pembinaan dan bukan langsung mengeksekusi dengan cara menerbitkan surat larangan menerima siswa baru dan merger sekolah atau mutasi siswa,” tegasnya. (idl/ben)