Tiga Warga Pulau Bangka Dianiaya Melapor ke Polda Sulut
Daniel mengalami luka cukup parah di mata kiri dan bengkak di bagian pipi. Sedangkan Waldus mengalami luka di kepala sebelah kiri.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Tiga warga Pulau Bangka, Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara (Minut), mendatangi Polda Sulut sekitar pukul 15.00 Wita, Rabu (16/7/2014). Wajah mereka tampak babak belur. Tiga warga tersebut masing-masing, Daniel Buango, Jeffry Tagulihi, dan Waldus Makawowode.
Daniel mengalami luka cukup parah di mata kiri dan bengkak di bagian pipi. Sedangkan Waldus mengalami luka di kepala sebelah kiri, dan Jefry mengalami luka di mata.
Mereka membuat laporan polisi, melaporkan sejumlah warga Desa Ehe, Kecamatan Likupang Timur, dan sejumlah oknum kepolisian yang telah melakukan penganiayaan serta pembiaran saat terjadi bentrok di lokasi tambang biji besi yang dikelola PT Migkro Metal Perdana (MMP).
Daniel mengatakan, saat kejadian ia bersama sejumlah warga Desa Lahunu. Dia bersama dengan warga lainnya yang menolak tambang Pulau Bangka, bermaksud menggelar ibadah syukuran kemenangan atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan memberi tahu ke PT MMP terkait putusan tersebut.
"Saya membawa surat itu dan bermaksud membacakan surat itu di lokasi," kata Daniel.
Setelah melakukan ibadah singkat, warga kemudian melanjutkan perjalanan ke PT MMP. Namun, dalam perjalanan rombongan warga yang dipimpin Daniel dihadang warga dan sejumlah oknum polisi yang dipimpin Wakapolsek Likupang.
"Tak jelas kesalahan kami, ketika memasuki Desa Ehe, desa yang mendukung pihak perusahaan sudah mempersiapkan penyerangan. Tiba-tiba kelompok warga ini hujani kami dengan batu. Awalnya saya yang memegang pengeras suara dilempari warga. Bahkan oknum kepolisian, saat itu hanya diam membiarkan kami diserang," katanya lagi.
Menurut Daniel, kelanjutan pertikaian tersebut sudah tidak ketahui secara pasti. Daniel hanya mengetahui setelah ditolong warga karena terkena lemparan dan pukulan berulang kali.
"Yang melempar batu dari pihak Ehe. Saya dan beberapa rekan lain mengenal beberapa orang pelaku karena pada saat itu saya dan rekan yang terluka berjalan paling depan. Tak hanya itu, kami dikejar sampai rumah kami, diperkirakan massa mereka berjumlah 200 orang. Tidak hanya itu ketika masuk desa kami, oknum polisi sengaja membuang tembakan berulang kali, saya sendiri mendengarnya," ungkap Daniel.
Kabid Humas Polda Sulut AKBP Wilson Damanik mengatakan, laporan warga tersebut akan ditindaklanjuti.
"Kami akan menyelidiki kasus ini, namun diutamakan konflik di Pulau Bangka sudah teratasi," tandasnya.