Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar di Pesantren Blitar, Tiga Warga Malaysia Didata

"Mereka belajar di dua pesantren itu sudah enam tahun lalu. Itu sesuai izin tinggalnya yang tercatat pada kantor Imigrasi," kata Sungeb

zoom-in Belajar di Pesantren Blitar, Tiga Warga Malaysia Didata
surya/imam taufik
Petugas Imigrasi Blitar mendata warga Malaysia yang belajar di Blitar 

TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Mengantisipasi masuknya paham ISIS (Islamic State of Iraq and Sham), Kantor Imigrasi Blitar mendata para warga asing, yang belajar ilmu agama di pesantren, Kamis (14/8/2014).

Mereka mendatangi pesantren serta mengecek dokumen serta mengawasi perkembangan mereka selama belajar ilmu agama di pesantren itu.

Pada pendataan siang itu, ada tiga warga Malaysia yang didata. Yakni, Muhammad Alif Bin Sarbaini (19), warga Pahang, Malaysia, yang belajar ilmu agama Islam di Pesantren Nurul Ulum, Jl Ciliwung, Kelurahan/Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.

Sedang dua temannya lagi adalah Muhammad Amir Zharif Bin Muhammad Amri (19), dan Abdul Rahman Bin Abu Yamin (19), keduanya warga Selanggor, Malaysia.

Mereka belajar di Pesantren Nurul Salam, Dusun Tambakboyo, Desa Sumber, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar.

"Mereka belajar di dua pesantren itu sudah enam tahun lalu. Itu sesuai izin tinggalnya yang tercatat pada kantor Imigrasi," kata Sungeb, Kasi Wasdakim (Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian) Blitar.

Dari pendataan itu, papar Sungeb, Muhammad Amir dan Abdul Rahman, datanya sesuai dengan izin tempat tinggalnya, yakni, di Pesanten Nurul Salam.

Berita Rekomendasi

Sedang, Muhammad Alif, tempat tinggalnya sudah pindah. Dulu, di Pesantren Nurul Ulum, Jl Diponegoro, Dusun Dadapan, Kelurahan Kedungbunder, Kecamatan Sutojayan, Kab Blitar, sekarang pindah ke Pesantren Nurul Ulum Jl Ciliwung, Kelurahan/Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.

"Karena terjadi pemindahan tempat belajarnya, maka kami melakukan pengawasan. Tujuannya, mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan," paparnya.

Menurutnya, dari pendataan itu tak ditemukan hal-hal yang mencurigakan. Seperti terkait jaringan radikalisme. Namun demikian, pihaknya tetap memberikan pengawasan, jangan sampai kecolongan.

Ketiganya itu diketahui belajar di pesantren itu sejak masuk sekolah kelas 1 MTs (Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP)dan kini sudah kelas 3 Madrasah Aliyah (MA
atau setingkat SMA). Seperti Muhammad Alif.

"Dia belajar di pesantren sini sejak kelas 1 MTs dan kini sudah akan lulus atau kelas 3 MA. Selama belajar di sini ya wajar-wajar saja seperti para santri lainnya," pungkas Nur Wahyuni, Humas Pesantren Nurul Ulum, Jl. Ciliwung.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas