Warisan Kerajaan Medang Tak Banyak Dikenal Masyarakat
diduga kerajaan kuno itu memiliki teknologi dan kebudayaan yang lebih maju dibanding Majapahit dan Sriwijaya.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Warisan kejayaan kerajaan Medang masih belum banyak dikenal masyarakat Indonesia. Padahal, diduga kerajaan kuno itu memiliki teknologi dan kebudayaan yang lebih maju dibanding Majapahit dan Sriwijaya.
Ketua Pengurus Masyarakat Pecinta Warisan Medang, Budiono Santoso mengatakan, selama ini popularitas Kerajaan Medang masih jauh di bawah dua kerajaan besar lainnnya di Nusantara, yaitu Majaphit dan Sriwijaya.
Padahal, Medang juga merupakan pusat teknologi dan peradaban yang bisa dibilang sangat maju pada zamannya.
"Informasi mengenai Kerajaan Medang belum banyak terlihat di kurikulum pelajaran," ujar Budiono, Rabu (13/8/2014).
Padahal, gambaran kejayaan kerajaan tersebut bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk bersemangat mengembalikanjati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju di dunia.
Budiono menilai, pelajaran sejarah di sekolah mengenai peradaban masa lampau yang ada di Nusantara justru lebih berkutat pada simbolisme belaka. Sementara pemahaman rasional dan ilmiah mengenai etos kebudayaan nenek moyang ditinggalkan.
Menurut dia, samarnya pengetahuan bangsa Indonesia tentang Kerajaan Medang disebabkan upaya marginalisasi dari kaum penjajah selama beberapa abad lamanya.
Para penjajah, kata Budiono, khawatir fakta mengenai kerajaan kuno itu berpotensi mengobarkan semangat perlawanan dan pemeberontakan dari pribumi.
Efek tersebut juga diyakini oleh budayawan Jaya Suprana. Menurut Jaya, kisah kehebatan bangsa layak untuk dikupas agar dapat menjadi inspirasi untuk menanamkan rasa percaya diri sebagai sebuah bangsa.
Kepercayaan diri itulah yang oleh Jaya disebut bisa melepaskan bangsa kita dari ketergantungan terhadap pihak luar. Namun saat ini, Indonesia praktis berada di bawah imperialisme teknologi bangsa asing.
"Secara politik kita memang sudah merdeka, tapi masih terjajah secara kebudayaan," ujar Jaya. (Tribunjogja.com)