Penurunan Debit Air PDAM Sampai 50 Persen
Para pelanggan harus menunggu sampai berjam-jam untuk mendapat air bersih dari saluran PDAM
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Para pelanggan air bersih PDAM Tirta Intan Garut mengeluhkan tersendatnya penyaluran air bersih ke rumah-rumahnya pada musim kemarau. Para pelanggan harus menunggu sampai berjam-jam untuk mendapat air bersih dari saluran PDAM.
Direktur PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut, Doni Suryadi, mengatakan terhambatnya penyaluran air ini sebagian besar disebabkan pompa-pompa air milik PDAM yang sering terhenti akibat terputusnya aliran listrik dari PLN.
"Banyak pelanggan yang komplain, termasuk saya yang juga pelanggan. Terhambatnya distribusi air kepada pelanggan ini tidak sampai berhari-hari, hanya dalam hitungan jam," kata Doni, Selasa (16/9).
Sebagian sumber air PDAM, kata Doni, menggunakan pompa air sehingga membutuhkan listrik untuk menggerakkannya. Sedangkan akhir-akhir ini, jaringan listrik sering terputus akibat kawat layangan. Karenanya, aktivitas pemompaan pun ikut terputus.
Pompa air terbesar, katanya, adalah pompa air Cipulus di Kecamatan Bayongbong. Saat beroperasi, pompa air ini mampu menyuplai 80 liter air per detik. Selain itu, pompa air Rantun di Kecamatan Samarang yang menghasilkan 40 liter per detik dan pompa air Ciraab di Kecamatan Cilawu yang menghasilkan air 50 liter per detik.
"Kami akan mengajukan pengadaan generator untuk pompa air Cipulus dengan anggaran APBN. Dengan daya 380 ribu watt, sekarang dalam proses lelang. Dengan demikian, pompa air dapat terus mengalir ke kawasan kota saat mati listrik," kata Doni.
PDAM Tirta Intan Garut, katanya, hanya memiliki dua sumber air yang dioperasikan tanpa pompa air, yaitu Jamban Kulon dan Jamban Wetan di Kecamatan Bayongbong. Sumber air ini menghasilkan 100 liter air per detik.
Musim kemarau kali ini, sumber air utama PDAM Tirta Intan Garut mengalami penurunan debit air antara 10 hingga 50 persen. Jamban Kulon dan Jamban Wetan di Kecamatan Bayongbong mengalami penurunan debit air sampai 10 persen.
Sumber air Cikara di Wanaraja mengalami penurunan debit air sampai 40 persen, dari biasanya 20 liter air per detik. Sumber air Cibulakan di Karangpawitan mengalami penurunan debit air sampai 50 persen, menjadi 10 liter air per detik.
Sumber air di Kecamatan Banyuresmi, yakni sumur Cipicung dan instalasi pengolahan air Sungai Cigagak pun mengalami penurunan debit air dari biasanya 20 liter per detik. Hal serupa dialami sumber air di Sungai Citameng di Cibatu.
Enam sumur bor milik PDAM di Kecamatan Karangpawitan, kata Doni, mengalami penurunan debit air di atas 50 persen. Jika biasanya satu sumur bor menghasilkan 10 liter air bersih per detik, kini hanya menghasilkan 2,5 liter air per detik.
"Pengurangan debit air bersih tidak berpengaruh banyak pada gangguan penyaluran. Yang berpengaruh itu pemutusan jaringan listrik yang akhirnya menyebabkan semua pompa mati tidak bisa beroperasi," kata Doni. (sam)