Kelebihan Hormon, Buah Dada Bocah Tulungagung Membesar
"Setelah operasi untuk mengeluarkan cairan di otaknya, pertumbuhan anak kami semakin cepat. Salah satunya buah dadanya sekarang terus membesar," ungka
TRIBUNNEWS.COM,TULUNGAGUNG - Kelebihan hormon, Bagas Nurcahyono (11) mengalami pertumbuhan buah dada yang tidak wajar.
Dalam sebulan terakhir buah dadanya semakin membesar seperti layaknya payudara ibu hamil.
Putra pasangan Sri Widayati - Bambang Edy Mulyanto warga Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini sebelumnya didiagnosa menderita tumor otak.
Dokter RS Dr Soetomo sudah melakukan operasi untuk mengeluarkan cairan di otaknya.
"Setelah operasi untuk mengeluarkan cairan di otaknya, pertumbuhan anak kami semakin cepat. Salah satunya buah dadanya sekarang terus membesar," ungkap Bambang Edy Mulyanto kepada Surya Online, Sabtu (20/9/2014).
Dijelaskan Bambang, selain buah dada, perut anaknya juga mengalami pertumbuhan yang tidak wajar.
Demikian pula lengan dan tengkuknya juga mengalami pertumbuhan yang cepat.
"Ada gurat-gurat merah di buah dada dan perutnya," ujarnya.
Bagas yang masih pelajar kelas 5 SDN Batangsaren 1 sekarang tubuhnya semakin bertambah bongsor.
"Dari penjelasan dokter memang anak saya menderita kelebihan hormon, sehingga pertumbuhannya semakin cepat," tambahnya.
Rencananya Bambang bakal memeriksakan lagi anaknya akhir bulan ini ke RS Dr Soetomo.
Anak kedua dari dua bersaudara itu akan menjalani pemeriksaan tim medis rumah sakit terkait perkembangan penanganan penyakit tumor otaknya.
Penyakit yang dialami Bagas bermula dari keluhan pusing-pusing yang sering dialaminya saat ulangan kenaikan kelas.
Karena tidak kunjung sembuh, kemudian diperiksakan ke RSUD dr Iskak.
Pihak rumah sakit kemudian merujuk penanganan medis Bagas ke RS Dr Soetomo untuk menjalani CT Scan.
Dari hasil CT Scan diketahui kalau ada tumor di otaknya sehingga mengakibatkan kepalanya mengalami pusing-pusing.
Kemudian tim medis melakukan tindakan untuk mengeluarkan cairan dari kepalanya.
Dijelaskan Bambang, sebagai pasien BPJS pengobatan anaknya tidak sepenuhnya ditanggung.
Karena untuk beberapa jenis obat tertentu terpaksa harus ditebus dengan membayar sendiri.
"Kami berharap penyakit anak saya segera dapat ditangani," harap Bambang yang sehari-hari tukang parkir.