Pemilihan Kepala Daerah Melalui DPRD Itu Kemunduran Demokrasi
"Saya sebagai walikota produk pilihan rakyat jelas menyayangkan. Suara yang kami sampaikan kok ternyata keputusannya seperti ini," kata Haryadi, ditem
TRIBUNNEWS.COM,YOGYA - Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, merasa prihatin terhadap keputusan rapat paripurna DPR RI yang memutuskan pemilihan kepala daerah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Dia menyayangkan apa yang telah berjalan secara demokratis selama ini akhirnya dihentikan.
"Saya sebagai walikota produk pilihan rakyat jelas menyayangkan. Suara yang kami sampaikan kok ternyata keputusannya seperti ini," kata Haryadi, ditemui di Balaikota.
Haryadi secara terang-terangan menyatakan, keputusan pemilihan kepala daerah melalui DPRD merupakan kemunduran demokrasi di Indonesia.
Pasalnya, pemilihan langsung oleh rakyat telah berjalan dengan baik.
Bahwa semula kepala daerah duduk atas pilihan rakyat dan kepala daerah itu melaksanakan tugasnya untuk rakyat.
"Saya belum bisa banyak bicara soal ini karena masih ada MK. Tapi jelas ini kemunduran demokrasi," katanya.
Demikian juga perihal sisi posistif dan negatif jika pemilihan oleh DPRD dilaksanakan, Haryadi belum berani berspekulasi akan baik atau justru lebih buruk dibanding pemilihan langsung.
Secara pribadi, Walikota Yogyakarta ini menyatakan tidak ingin mengkhianati amanat rakyat.
Pasalnya, pengalaman pemilihan langsung di Yogyakarta, toh selama ini berjalan baik.
"Selama ini tidak ada hal-hal negatif terjadi. Saya juga tidak bisa 'gebyah uyah' bahwa nanti pemilihan oleh DPRD sarat dengan money politic atau tidak," ujarnya.
Yang jelas, pemilihan kepala daerah secara langsung di Yogyakarta selama ini tidak pernah chaos.
"Nah, nanti pastinya memang akan ada hal-hal yang perlu dicermati jika pemilihan lewat DPR. Tapi saya belum tahu itu, nunggu banding di MK dulu," lanjutnya.
Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Sujanarko, menjelaskan, secara pribadi dirinya tidak setuju pemilihan kepala daerah lewat DPRD.