Keluarga Sesalkan Dikabari Saat sudah Meninggal
"Paling tidak, saya kan bisa membantu menjaganya," tutur Suwanto (40), menantu korban atau suami Siti.
TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Belum genap dua pekan ditahan di Polres Blitar terkait kasus dugaan pencurian kayu, Regu (52), meninggal dunia.
Warga Dusun Tulungsari, Desa Tumpakoyot, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar ini menghembuskan nafas terakhir di Puskemas Talun, Jumat (02/10) pagi sekitar pukul 07.15 WIB.
Sementara, keluarganya sangat syock dengan kematian korban. Seperti Siti Nur Weni (29), anak korban, terus menangis ketika menunggui jenazah bapaknya di puskemas.
"Kok bisa bapak saya sampai seperti ini. Kenapa kami nggak diberi tahu saat bapak saya sakit. Kami diberi tahu tadi pagi, ketika bapak saya sudah tiada. Padahal, telepon saya selalu aktif," tutur Suwanto (40), ditemui di puskesmas.
"Bapak saya itu memang pernah sakit maag. Namun, kalau tipus, saya nggak tahu karena memang nggak pernah sakit seperti itu," aku Siti Nur Weni (29), anak korban ditemui di puskemas.
Namun, yang disesalkan keluarganya, kenapa diberi tahu saat bapaknya sudah tiada, bukan saat bapaknya sakit ketika dibawa di puskemas.
"Paling tidak, saya kan bisa membantu menjaganya," tutur Suwanto (40), menantu korban atau suami Siti.
Seperti diberitakan, korban ditangkap di dalam hutan Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung oleh petugas Perhutani, Minggu (21/9) pukul 05.00 WIB.
Dari tangannya, petugas mengamankan kayu jati sebanyak empat batang dengan ukuran masing-masing 3 meter.
Pagi itu, ia diamankan di Polsek Bakung. Namun, beberapa jam kemudian, puluhan warga Dusun Tulungsari, Desa Tumpakoyot, Kecamatan Bakung, mendatangi polsek
setempat, untuk minta Regu dibebaskan.
Alasannya, kayu yang diambilnya itu dianggap tak seberapa nilainya.
Khawatir terjadi sesuatu yang tak diingkan, akhirnya Regu dipindahkan ke sel Polres Blitar siang itu.
Suronto (52), warga Desa Bence, Kecamatan Garum, yang satu ruang dengan korban saat di Puskesmas Talun, menuturkan, selama korban dirawat di puskesmas, selalu
mengeluhkan perutnya sakit.
Malah malam itu, korban sempat kehausan. Karena tak ada orang lain, dirinya sempat mengambilkan air minum. Sebab, ia tak bisa bergerak leluasa karena tangan kanannya diborgol, sedang tangan kirinya diinfus.
"Mungkin, polisi yang menjaganya kecapekan sehingga saya yang mengambilkan air minum. Saya sendiri di sini karena menunggui istri saya (Juwariyah) yang sedang sakit dan sama-sama dirawat satu ruangan dengannya," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.