Mayang Prasetyo Penggila Jengkol, Kikil dan Makanan Pedas
Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo terlahir sebagai pria pada 13 Februari 1987. Walaupun laki-laki, sejak kecil ia bertingkah seperti wanita
Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo terlahir sebagai pria pada 13 Februari 1987 lalu. Walaupun laki-laki, sejak kecil Febri sudah bertingkah seperti perempuan. Nining Sukarni (45), ibu Febri, mengatakan, anaknya itu sejak kecil hanya ingin bermain boneka.
"Setiap dibelikan mainan laki-laki dia tidak mau menggunakannya," ujar Nining saat diwawancara wartawan di rumahnya di Jalan Panglima Polim, Gang Star, Kelurahan Sukamenanti, Kedaton, Selasa (7/10/2014).
Pihak keluarga sering memarahi Febri bahwa dia adalah lelaki. Tetapi Febri tetap percaya diri bahwa dirinya adalah perempuan. Teman sebayanya pun sering mengejeknya. Febri tak menggubris dan tetap kemayu.
Nining menceritakan, ia berpisah dengan Febri sejak anak pertamanya tersebut masih berusia satu tahun. Perceraian Nining dengan Nuryanto, ayah Febri lah penyebabnya. Nining kemudian menitipkan anak sulungnya itu tinggal bersama Rumani, neneknya.
Komunikasi Nining dengan anaknya itu terjadi pada Kamis (2/10/2014), minggu lalu. Saat itu, Febri mengirim pesan singkat memberitahu akan mentransfer uang. Selama dalam perantauan, Febri selalu memberi uang berkisar Rp 2 juta hingga 5 juta per bulan kepada Nining.
Uang itu digunakan Nining untuk keperluan sekolah dua adik Febri dan kebutuhan sehari-hari. "Febri itu tulang punggung keluarga. Karena di keluarga hanya dia yang bekerja," papar ibu rumah tangga ini.
Nining mengaku tidak punya firasat mengenai kematian anaknya tersebut. Namun, dia mengatakan, pernah bermimpi mengenai Mayang sekitar sebulan lalu. Nining mengatakan, ia bermimpi Febri alias Mayang memotong rambutnya sendiri hingga cepak.
Nining lalu menceritakan mimpinya ke Mayang. Mayang ketika itu, mencari arti mimpi di buku primbon. "Febri bilang ke saya bahwa arti mimpi itu akan kehilangan orang dekat. Saya bilang amit-amit," tutur Nining.
Senin (6/10/2014) malam Nining mendapat kabar anaknya tersebut meninggal dunia secara tragis di Australia. Febri dibunuh dan dimutilasi oleh Marcus, suaminya sendiri, di sebuah apartemen di Brisbane, Australia. Nining seperti tak percaya.
Hal yang paling diingat Nining dari Febri adalah sosoknya yang periang. Hal lain, anaknya tersebut sangat menyukai makanan pedas. Selain itu, Febri juga suka dengan makanan jengkol. "Dia (Febri) itu suka jengkol, kikil, ikan tongkol dan makanan yang pedas," ujar Nining.
Menurut Nining, jika pulang ke Lampung, Febri selalu makan makanan kegemarannya tersebut.
Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo (27) tewas diduga dibunuh Marcus Volke (28) di Brisbane, Australia. Setelah dibunuh, tubuh Mayang lantas dimutilasi. Sebagian potongan tubuhnya ditemukan polisi berada di dalam panci yang terletak di atas kompor.
Potongan tubuh Mayang dimasak Volke, yang adalah seorang laki-laki tukang masak di kapal pesiar. Mayang diduga dibunuh pada Sabtu (4/10/2014) sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Seusai memutilasi tubuh pacar sejenisnya itu, Volke ditemukan bunuh diri dengan luka sayatan di leher. Volke bunuh diri di apartemennya.
Mayang Prasetyo, warga negara Indonesia asal Lampung yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi di Brisbane, Australia, adalah seorang transgender. Dia menjalani operasi kelamin dari laki-laki menjadi perempuan di Thailand tahun 2009. Mayang dan Marcus Volke (28), kekasihnya, telah melangsungkan pernikahan di Denmark tahun 2013.
Kepolisian Australia menggerebek Volke setelah para tetangga melaporkan adanya bau tak sedap dari kediaman pria yang berprofesi sebagai juru masak. (tribun lampung/tpj)