Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orangtua Siswa di Bandung Dorong Pemusnahan Buku Penjaskes

"Pasti khawatir, dari yang enggak tahu jadi tahu. Kita sebagai orangtua siswa berkeberatan adanya halaman itu," kata Endang.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Orangtua Siswa di Bandung Dorong Pemusnahan Buku Penjaskes
Serambi Indonesia/Budi Fatria
Kepala SMAN 1 Banda Aceh, Khairurrazi bersama siswa mengumpulkan buku pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kurikulum 2013 yang berisi seks bebas dan pacaran sehat di Perpustakaan sekolah tersebut, Sabtu (11/10/2014). (Serambi Indonesia/Budi Fatria) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Konten tips berpacaran dalam buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan membuat orangtua siswa khawatir. Mereka menganggap buku yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu membuat pelajar mengetahui istilah pacaran.

Seorang orangtua siswa Endang Wuryaningsih (57), mengaku keberatan apabila pada halaman 128-129 di buku tersebut tidak segera dimusnahkan. Menurutnya, meski anaknya baru menginjak kelas 10 SMA, namun tetap saja sebagai orangtua siswa, Endang tetap khawatir.

"Pasti khawatir, dari yang enggak tahu jadi tahu. Kita sebagai orangtua siswa berkeberatan adanya halaman itu," kata Endang yang mengikuti komunitas pendidikan saat mendatangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, Jalan LLRE Martadinata, Bandung, Kamis (16/10/2014).

Selain itu, sambung Endang, adanya ilustrasi dua orang pria dan wanita menggunakan baju Muslim menurutnya tak pantas diterapkan di pelajaran olah raga. "Kan siswa juga dikasih pelajaran agama, kenapa tidak di pelajaran agama saja," imbuh Endang.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Wahyudin Zarkasy, telah menginstruksikan seluruh sekolah di Jawa Barat, utamanya kepada para guru, untuk tidak mengajarkan halaman tersebut. "Sudah di-skip, semua guru sudah diinstruksikan untuk menskip skip dahulu," ujarnya kepada Tribun Jabar.

Untuk menarik buku tersebut, Wahyudin mengaku masih menunggu instruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Isi buku tesebut tengah dibicarakan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, penulis konten buku. "Biasanya puskurbuk akan membenarkan kalau memang itu kesalahan," katanya. (Tribun Jabar/CR1)

BERITA REKOMENDASI
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas