Polisi Dalami Kasus Guru Cabul di Jember
"Kami harus berhati-hati. Korban sudah dimintai keterangan, selanjutnya saksi-saksi dan terlapor. Sampai sekarang terlapor belum dimintai keterangan k
TRIBUNNEWS.COM,JEMBER - Korban pencabulan oleh seorang guru MTs di Desa Gumelar Kecamatan Balung, AM (45) diperkirakan lebih dari satu.
Hanya saja sejauh ini baru satu orang yang berani melapor ke polisi.
Korban pencabulan, V (14) mengaku ada seorang lagi temannya yang diduga kuat juga menjadi korban pencabulan itu.
Namun baru dirinya yang melaporkan kasus itu ke polisi karena didukung oleh keluarganya.
Dan merunut pada cerita V, pencabulan terhadap V tidak hanya sekali ini terjadi. Dia mengaku dua kali dicabuli guru PKN tersebut.
Terakhir minggu lalu itu, saya dipanggil disuruh mijit dan injak-injak dia, ternyata digituin (dicabuli).
Dulu juga pernah. Dilakukan ketika teman-teman saya tidur di ruang televisi," ujar V.
V dan sejumlah remaja putri yang masih duduk di bangku MTs, ada yang mondok di yayasan pendidikan tersebut. Meskipun rumah mereka dekat dengan sekolah, mereka tinggal di pondok untuk mengaji di malam hari dan sekolah formal di siang hari.
"Terus ada teman saya juga yang mengaku juga (dicabuli)," ujarnya.
Untuk membuktikan keterangan V itu, polisi masih mendalami kasus ini. Kasubag Humas Polres Jember AKp Edy Sudarto mengatakan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.
"Kami harus berhati-hati. Korban sudah dimintai keterangan, selanjutnya saksi-saksi dan terlapor. Sampai sekarang terlapor belum dimintai keterangan karena masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi," ujar Edy kepada Surya(Tribunnews.com Network), Jumat (17/10).
Terkait keterangan korban yang menyebut kalau kemungkinan ada korban lain, Edy menegaskan, masih mendalami keterangan-keterangan tersebut
Seperti diberitakan Surya, seorang guru Mts di Kecamatan Balung, AM (45) dilaporkan ke Mapolres Jember karena diduga mencabuli murid perempuannya. Kejadian ini terbongkar setelah orang tua V melihat tingkah laku yang tidak biasa dari V.
Akibat peristiwa itu, V mengalami trauma sampai akhirnya pindah sekolah.
Nenek V yang mengasuhnya sejak kecil memilih memindahkan sekolah V agar cucu perempuannya bisa pulih dan tidak lagi mengalami kekerasan seksual.