Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hampir 700 Ribu Warga Pasuruan Masih Terbiasa Buang Air Sembarangan

Sebanyak 44,91 % atau 687.583 orang dari total penduduk di Kabupaten Pasuruan sebanyak 1.531.025 orang, masih Buang Air Besar (BAB) di sungai

Editor: Sugiyarto
zoom-in Hampir 700 Ribu Warga Pasuruan Masih Terbiasa Buang Air Sembarangan
Kaskus.co.id
Ilustrasi buang air besar 

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Sebanyak 44,91 % atau 687.583 orang dari total penduduk di Kabupaten Pasuruan sebanyak 1.531.025 orang, masih Buang Air Besar (BAB) di sungai dan menggunakan jamban cemplung (jamban tanpa tutup).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemkab Pasuruan menggagas program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dengan melatih kader STBM.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Drg Loembini Pedjati Lajoeng mengatakan, STBM merupakan pendekatan partisipatif dengan mengajak masyarakat untuk menganalisa kondisi sanitasi di lingkungan sekitar.

Harapannya, para kader STBM dapat memberi pencerahan kepada masyarakat agar tidak membuang air besar di tempat terbuka dan sembarang tempat.

"Selagi masih ada sungai, pasti akan ada warga yang membangun jamban, atau langsung BAB di sana. Maka dari itu, pelatihan kader ini sangat penting," imbuhnya, saat ditemui usai pelatihan Kader STBM, di Aula Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan Selasa (21/10/2014)

Dikatakannya, selama ini banyak masyarakat di Kabupaten Pasuruan yang tidak menggunakan jamban sehat, dengan septick tank yang permanen dilengkapi dengan tutup dan resapan yang berjarak minimal 10 meter dari sumber air.

Selama ini, warga langsung BAB di sungai atau sengaja membangun jamban yang pembuangannya langsung ke sungai.

Berita Rekomendasi

"Sampai Oktober di Kabupaten Pasuruan, progres akses sanitasi bersih mencapai 55.09%. Sisanya masih BAB sembarangan," terangnya.

Ia menambahkan, pada 2014 ini, Dinkes Kabupaten Pasuruan menargetkan dua kecamatan sudah Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari perilaku BAB sembarangan, yakni di Kecamatan Tutur dan Kecamatan Tosari, dan Pandaan.

Dua kecamatan itu dipilih karena  masyarakatnya memiliki kesadaran tinggi, dan mendapat dukungan dari perangkat setempat.

"Yang pasti ditiga kecamatan itu, masyarakatnya mudah diberdayakan, dan ada dukungan dari perangkat desanya," imbuhnya.

Koordinator Program Akses Air Befsih dan Sanitasi, Eka Candra mengatakan pelatihan kader tersebut diikuti 23 peserta. Para peserta dipilih dari berbagai kalangan profesi,di antaranya bidan dan tokoh masyarakat di tiga kecamatan, Tutur,Tosari, dan Pandaan.

Pelatihan akan digelar selama dua hari, dengan diisi pemateri dari Dinas Kesehatan, fasilitator STBM, dan sharing komunitas dari Wan Jati Pandaan.

"Selama dua hari, para kader akan mengikuti pelatihan, pengelolaansampah berbasis masyarakat hingga cara pembuatan jamban yang sehat," terang Eka yang juga Ketua Yayasan Social Investment Indonesia (YSII).

Program pelatihan kader STBM mendapat dukungan dari pihak PT Tirta Investama. Perwakilan dari PT Tirta Investama, Sunarno, mengatakan, pihaknya selaku perusahaan air minum memiliki komitmen untuk mewujudkan Indonesia sehat, sesuai dengan tujuan dari program tersebut.

"Visi misi dari program STBM ini sesuai dengan visi misi perusahaan kami, yakni mewujudkan Indonesia sehat. Oleh sebab itu, kami mendukung sepenuhnya program ini," imbuhnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas