Penggerebekan 45 WNA Tiongkok Berawal dari Kecurigaan Warga
Ali menjelaskan, penggerebekan berawal dari kecurigaan seorang warga yang melihat tukang air keluar masuk rumah tersebut setiap pagi dan sore hari
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Sehari pasca penggerebekan 45 orang WNA asal Tiongkok di sebuah rumah mewah, di Jl Puncak RT 3 No 26, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Kota, suasana tampak sepi.
Pantauan Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network) yang melihat kondisi rumah, Kamis (30/10) tidak terlihat garis pembatas polisi yang menandai.
Hanya terlihat dua mobil berpelat Jakarta dan pelat Sulawesi Selatan yang terparkir di halaman rumah berukuran 20 x30 M2 tersebut. Menurut Lurah Damai Ali, yang kantornya dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP), mobil tersebut nantinya akan ditahan dan disita oleh pihak kepolisian.
Ali menjelaskan, penggerebekan berawal dari kecurigaan seorang warga yang melihat tukang air keluar masuk rumah tersebut setiap pagi dan sore hari.
"Ada tukang air yang selalu datang saat pagi dan sore. Padahal tidak ada tanda-tanda aktivitas di rumah tersebut, apalagi menghabiskan air yang selalu dibeli. Berawal dari kecurigaan warga tersebut, dilakukan patroli dan langsung menggerebek rumah," cerita Ali.
Dari Ali juga diketahui, bahwa pemilik rumah adalah seorang pedagang emas di Klandasan bernama RJ. Oleh anak RJ, rumah disewakan melalui pihak broker yang sampai sekarang belum bisa dihubungi. Anak RJ sekarang masih berada di Surabaya untuk urusan bisnis.
"Anak RJ sudah mengkonfirmasi pada kami akan pulang. Seharusnya hari ini (kemarin), namun karena suatu hal kepulangannya ditunda. Namun, dia mengabarkan akan segera pulang untuk menjelaskan semuanya," papar Ali.
Ali yang juga ikut penggerebekan menyebutkan bahwa ditemukan banyak nota pembelian dari dalam kamar. Nota-nota tersebut merupakan nota pembelian makanan, dan sayuran yang dibeli dari supermarket. Seluruh WNA yang tertangkap pun tidak memiliki dokumen lengkap seperti paspor atau kartu identitas lainnya, bahkan tidak bisa berbahasa Inggris.
Selain itu, Ali, menceritakan bahwa tidak ada yang menduga bahwa ada 45 orang yang ada di rumah itu. Dari cerita anak RJ, Ali menjelaskan bahwa pada bulan Agustus 2014 lalu ada orang yang mendatangi rumah untuk menyewa.
"Seorang WNA datang, dan akan menyewa rumah tersebut. Dari info akan ada enam orang yang akan menyewa rumah, dan pihak broker menyebutkan bahwa mereka semua bekerja di perusahaan tambang. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa akan ada orang sebanyak itu," cerita Ali.
Sampai saat ini pihak broker tidak bisa dihubungi, dan Ali beserta aparat yang lain pun masih menunggu kedatangan anak Rj dari Surabaya. Pihaknya juga telah menghubungi RJ, disebutkan RJ tidak menyangka kalau ada orang sebanyak itu di rumah yang disewakan.
RJ saat dihubungi Tribun Kaltim, tidak mau menceritakan yang sebenarnya.
"Maaf, saya tidak berani berbicara, takut salah. Wong, disana tidak ada apa-apa kok malah media membesar-besarkannya," tandas RJ.
RJ bersikeras untuk menolak memberikan banyak komentar. Dia meyakini, bahwa tidak perlu ada yang dibesar-besarkan terlebih siapa para WNA yang menempati rumahnya.
"Sudah, saya tidak mau berkomentar apapun. Tidak ada yang perlu dikomentari lagi," tambahnya. (sumarsono/amanda liony)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.