Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata Palsu Membuat Fahran Taklagi Minder

"Mata saya ini buta dan warnanya jadi keruh sejak 2005 lalu, kena senapan angin saat main-main sama teman. Alhamdulillah kini bisa punya mata penganti

Penulis: Abdul Qodir
zoom-in Mata Palsu Membuat Fahran Taklagi Minder
surya/wahyu Nurdianto
Nurcholis (12) menjalani pemeriksaan untuk dibuatkan mata palsu saat program operasi katarak dan kacamata gratis yang dilaksanakan PMI Banyuwangi dengan Yayasan Kesehatan Indonesia, Selasa (4/11/2014). 

Bantuan mata palsu gratis ini memang tidak akan mengembalikan pengelihatan mereka pulih 100 persen, namun bantuan ini sedikitnya meringankan dari segi biaya.

Maklum, untuk satu mata palsu, apabila ke rumah sakit, pasien harus menebus dengan harga Rp 900.000 hingga Rp 2 juta.

"Selain itu, saya juga bingung kemana kalau mau pesan mata palsu," sambung Sahani yang bekerja sebagai buruh tani ini.

Keceriaan juga dirasakan para pasien operasi katarak. Selain punya harapan untuk kembali melihat lebih jelas, mereka yang rata-rata dari kalangan tidak mampu ini juga terbantu dari segi biaya.

Biaya operasi katarak memang tidak murah. Satu pasien butuh dana antara Rp4 juta - Rp6juta.

Seperti yang dirasa oleh Sumardi (46). "Kalau nanti perban ini dibuka dan saya sudah bisa melihat lagi, saya akan kembali terima jahitan. Setidaknya saya bisa kembali berkerja dapat penghasilan sendiri tak terlalu bergantung pada anak," ucapnya sambil tersenyum.

Sumardi mengatakan, katarak membuatnya berhenti sebagai tukang vermak jeans sejak 2010 lalu.

Berita Rekomendasi

Sejak tak lagi bekerja karena tak lagi awas melihat kain yang akan dijahit, Sumardi bergantung sepenuhnya kepada anak tunggalnya yang hanya bekerja sebagai satpam. Padahal, anaknya itu juga harus menghidupi istri dan dua anak.

Sementara itu Wayan Suryajaya, manajer program Yayasan Kesehatan Kita mengatakan, program operasi katarak, bantuan mata palsu dan kacamata ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat ditengah himpitan biaya hidup yang tinggi.

"Program ini akan berkelanjutan, dan bulan depan kami akan gelar acara yang sama di Papua," kata Wayan. (Wahyu Nurdiyanto)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas