Ungkap Kematian Imron yang Tidak Wajar, Polda Jatim Ubek-ubek Polsek Sukodono
"Selain itu, ada enam saksi diluar anggota kepolisian yang juga kami periksa sampai hari ini," kata Kombes Pol Awi Setiyono, Kabid Humas Polda Jatim,
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Kematian M Imron Zainuddin di Polsek Sukodono, Sidoarjo Jawa Timur yang dinilai tidak wajar, kini mendapat perhatian khusus dari Polda jatim.
Tim Polda Jawa Timur hingga hari ini telah memeriksa 10 anggota Polsek Sukodono terkait kematian tahanan.
Dimana anggota kepolisian yang diperiksa mulai dari petugas penjagaan polsek, petugas kepolisian yang melakukan pengamanan kegiatan ekspo Sukodono, hingga polisi yang melakukan penyidikan hingga penahanan.
"Selain itu, ada enam saksi diluar anggota kepolisian yang juga kami periksa sampai hari ini," kata Kombes Pol Awi Setiyono, Kabid Humas Polda Jatim, Selasa (4/11).
Dari hasil pemeriksaan sementara kepada aparat kepolisian, menurut Awi, pihaknya belum bisa menyampaikan karena belum matang.
Demikian juga dengan pengakuan siapa yang diduga melakukan penganiayaan belum ada yang mengakuinya.
"Jadi tim Polda belum bisa memberikan gambaran jelas soal kasus rersebut untuk sementara ini. Karena proses penyelidikan masih berjalan," ucap Awi Setiyono.
Tim Polda Jatim sendiri, ungkap Awi, akan membuat konstruksi hukum dalam kasus kematian tahanan di Polsek Sukodono.
Siapa pelakunya dan apa peranya serta pelanggaranya nanti akan diketahui dalam gambaran konstruksi hukum tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengatasi adanya kesimpang siuran dari kasus.
"Untuk itu, tadi kami sudah langsung menanyakan dan mendengar langsung keterangan dari Polres Sidoarjo dan Polsek Sukodono," tandas Awi Setiyono.
Untuk hasil pemeriksaan anatomi pathologi dan toksikologi terhadap organ tubuh korban, menurut Awi Setiyono, belum ada hasil.
Ini dikarenakan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim memerlukan waktu seminggu untuk melakukan pemeriksaan.
Demikian juga dengan hasil pemeriksaan terhadap organ tubuh di Laboratorium Forensik Polda Jatim juga belum diketahui hasilnya.
"Masing unit yang melakukan pemeriksaan organ tubuh korban minta waktu seminggu. Untuk itu baru pekan depan kami akan sampaikan hasil dari pemeriksaan organ tubuh sehingga setidaknya bisa diketahui penyebab kematian korban sebenarnya," tutur Awi Setiyono. (aru)