Gaet Pengunjung, Museum Mpu Tantular Rajin Gelar Kegiatan
“Koleksi yang dipamerkan adalah benda-benda seputar kehidupan Dokter Soetomo. Koleksi itu didatangkan dari Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Targe
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Museum MPU Tantular milik Pemprov Jatim termasuk jeli melihat munculnya tren anak muda suka museum.
Museum yang terletak di Jl Buduran Sidoarjo menyambut tren itu rajin menggelar event untuk memikat anak muda.
Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular atau Museum Mpu Tantular, Edi Iriyanto menegaskan, ia memilih meningkatkan animo lewat strategi menggelar event karena lebih murah.
“Kami tidak mungkin menggunakan strategi menambah koleksi. Itu butuh dana besar,” katanya.
Edi menuturkan, tiap bulan, ada tiga hingga empat event yang ia gelar. Malah di bulan November 2014, ia gelar lima event.
Mulai Pameran Peninggalan Bertulis, Pameran Naskah Kuno, Seminar tentang Bhinneka Tunggal Ika, pembuatan majalah dinding untuk pelajar, serta pameran bertema Dokter Soetomo.
Event yang disebutkan terakhir, dimulai Kamis (6/11/2014) hari ini, Even akan berlangsung enam hari berturut-turut.
“Koleksi yang dipamerkan adalah benda-benda seputar kehidupan Dokter Soetomo. Koleksi itu didatangkan dari Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Targetnya yang datang 7.500 orang,” ucap pria asal Jawa Tengah itu.
Selain even di musim, sejumlah even digelar di luar. Di antaranya pameran keliling di sekolah. Juga pameran koleksi di mall. Promosi melalui website juga terus ia update.
Berkat strategi even itu, Museum Mpu Tantular dinobatkan sebagai museum pemerintah terbaik, awal Oktober 2014, bulan lalu.
Edi mengaku sengaja menghindari promosi lewat strategi penambahan koleksi karena butuh dana besar.
Ia mencontohkan, pengadaan koleksi berupa temuan benda-benda langka dan bersejarah, nilainya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Lagi pula, koleksi museum sudah mencapai 15.000 buah. Jumlah yang bisa dibilang tidak sedikit.
Koleksi meliputi berbagai seperti kategori arkeologika, etnografika (manusia, etnis, dan budayanya), seni rupa, uang kuno, filologika (naskah-naskah tua), kramologika (keramik), numismatika (uang-uang kuno) dan lain sebagainya.
Tidak semua koleksi bisa dipajang di ruang pamer museum yang terletak di Jl Raya Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Sebagian harus disimpan dalam ruang penyimpanan (storage), dan akan dikeluarkan apabila akan dilaksanakan pameran keluar.
”Yang masuk ke storage, kami keluarkan secara bergantian, termasuk ketika ada pameran-pameran di luar. Untuk koleksi yang dipajang di pameran tetap, hanya diganti tiga tahun sekali,” jelasnya. (day/ben/idl/dim)