Cabai Merah di Muaraenim Tembus Rp 100 Ribu per Kilo
Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah, diduga telah memicu naiknya harga sayur mayur terutama harga cabai
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM - Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah, diduga telah memicu naiknya harga sayur mayur terutama harga cabai yang tembus Rp 100 ribu perkilogram di Muaraenim Sumsel, Jumat (7/11/2014).
Dari pengamatan di ibeberapa pasar dalam Kabupaten Muaraenim, Tanjungenim dan Belimbing, ternyata harga sayur mayur mulai merangkak naik. Namun yang paling drastis adalah kenaikan harga cabai dari Rp 60 ribu naik Rp 100 ribu perkilo.
Sementara itu untuk harga kentang mengalami kenaikan dari harga Rp 7.000 perkilo naik menjadi Rp 9.000 perkilo, timun dari harga Rp 5.000 perkilo naik menjadi Rp 6.000 perkilo, sayur sawi naik dari harga Rp 5.000 menjadi Rp 6.000 perkilo.Namun untuk harga sayur buncis turun dari harga Rp 7.000 menjadi Rp 6.000 perkilo.
Menurut Yeni (50) salah seorang pedagang sayur mayur, bahwa untuk sayur mayur masih stabil, jikapun naik hanya sedikit. Hanya cabai yang naiknya cukup tinggi sebab dalam beberapa hari terakhir barangnya susah dicari. Akibatnya meskipun ada barangnya sangat mahal.
"Kami jugo idak tau, tapi kato yang sering ngisi barang, sekarang cabai memang susah nyarinyo," ujar Yeni.
Hal senada juga dikatakan oleh Zubai (56) salah seorang pedagang di pasar kalangan, bahwa untuk sayur mayur, yang paling tidak stabil adalah harga Cabai, karena sudah dua hari terakhir ini tembus Rp 100 ribu perkilo.
"Pokoknya segala jenis cabai, nak cabai keriting, rawit, cabai besar, samo bae hargonyo Rp 100 ribu," katanya.
Adapun penyebabnya harga cabai naik, kata Zubai, karena stok yang ada terbatas sedangkan permintaannya banyak.
Tapi masih bersyukur meski harganya naik tapi barangnya ada, yang kita khawatirkan harganya naik tapi barang kosong.
Sebab cabai ini merupakan bumbu dapur utama, jika tidak ada rasa pedas mungkin masakan tidak akan enak.
Dan dampak tingginya harga cabai ini membuat sebagian masyarakat banyak beralih membeli cabai giling ataupun cabai bekas sortiran karena harganya lebih murah.