Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Sapi Perah Australia Serbu Jatim

"Karena kekurangan produksi susu cukup besar, maka setiap tahun selalu diusulkan anggaran untuk menambah populasi sapi perah," ujarnya, Jumat (7/11/20

zoom-in Ratusan Sapi Perah Australia Serbu Jatim
Warta Kota/Nur Ichsan
PROGRAM KEMITRAAN - Presdir Frisian Flag Indonesia, Marco Spits melihat dari dekat proses pemerahan susu sapi di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Barat, Rabu (3/7/2013) milik seorang peternak bernama Rahmat Hidayat, seusai Peluncuran Program Kemitraan Peternak Sapi Perah Yang Berkelanjutan. Program kemitraan untuk kurun waktu 2013-2017 dengan total dana 10 Juta Euro (Rp 130 Miliar), yang berasal dari pemerintah Belanda sebesar 4 Juta Euro (Rp 52 Miliar), dari FFI dan koperasi sebesar 6 Juta Euro (Rp 78 Miliar), program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lebih dari 10 ribu peternak sapi perah di Pangalengan dan Lembang. Program ini erupakan komitmen tanggungjawab sosial FFI bermintra dengan pemerintah Belanda, pemerintah Indonesia dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Selatan. (Warta Kota/nur ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Ratusan sapi perah asal Australia terus menyerbu Wilayah Jatim.

Terbaru adalah sebanyak 245 ekor sapi perah impor dari Negeri Kanguru tersebut tiba di Bandara Internasional Juanda, Surabaya.

Kepala Dinas Peternakan Jatim, Maskur mengatakan, 245 ekor sapi perah yang  diimpor dari Australia tiba di Bandara Juanda, Kamis (6/11/2014).

Impor ratusan sapi ini dilakukan untuk memenuhi kekurangan susu yang jumlahnya mencapai 520 ribu ton per hari.

"Karena kekurangan produksi susu cukup besar, maka setiap tahun selalu diusulkan anggaran untuk menambah populasi sapi perah," ujarnya, Jumat (7/11/2014).

Sapi perah impor lebih baik daripada sapi perah lokal, pertimbangannya lebih karena faktor kemampuan produksi susu yang dihasilkan.

"Kalau sapi perah lokal produksi susunya hanya delapan liter per hari. Sedangkan sapi perah impor mencapai 20 liter per hari," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Menurut Maskur, tahun ini sebenarnya akan didatangkan sebanyak 490 ekor sapi perah asal Australia. Sehingga dengan datangnya 245 sapi, maka tinggal separuhnya saja yang belum datang.

Perlunya terus mengimpor sapi perah, karena Jatim idealnya memiliki 26 ribu ekor sapi perah. Untuk memenuhi hal itu, dibutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun.

"Dengan estimasi perhitungan produksi susu sapi perah impor 20 liter, kekurangan 520 ribu ton susu per hari nantinya akan tercukupi," katanya.

Khusus tahun ini, Dinas Peternakan menargetkan jumlah sapi perah bisa mencapai 4.500 ekor sapi.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Akhmad Sukardi menjelaskan, 245 ekor sapi perah dari Australia akan dibagikan kepada kelompok peternak dengan pengawasan ketat dari Dinas Peternakan, terutama yang berada potensial pengembangan, yakni daerah berhawa dingin.

"Itu dilakukan agar sapi tersebut mudah beradaptasi. Karena daerah asal sapi ini juga beriklim dingin," terangnya.

Sukardi berharap, bantuan sapi perah impor ini dapat meningkatkan produksi di Jatim. Karena provinsi dengan 38 kabupaten/kota merupakan salah satu pemasukan susu terbesar di Indonesia.

"Hal terpenting, pemberian bantuan sapi perah ini harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya peternak sapi perah. Karena saat ini harga susu di petani per liternya hanya Rp 4.500," tegas Sukardi. (Mujib Anwar)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas