Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rais Biarkan Luka Tembaknya Kering Alami di Tahanan

”Ada urat kaki yang rusak (karena tembak), sehingga masih merasa nyeri kalau dipakai jalan,” katanya usai menunjukkan bekas luka yang sudah menghitam

zoom-in Rais Biarkan Luka Tembaknya Kering Alami di Tahanan
Surya/Hanif Manshuri
Tersangka komplotan pencuri sepeda motor di 35 TKP di Lamongan yang terpaksa dilumpuhkan kakinya dengan timah panas yang dimuntahkan dari senjata polisi karena melawan dan kabur saat ditangkap, Senin (8/9/2014). 

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Remaja 18 tahun ini masih kerap merasakan nyeri, meskipun  luka di kakinya sudah lama sembuh.

Dokter bilang, gangguan nyeri muncul lantaran ada sejumlah urat putus setelah tertembus peluru tajam Januari 2014 lalu.

Di  rumah tahanan, remaja itu biasa dipanggil Rais. Itu hanya nama panggilan.

Untuk membesuknya di tahanan, Selasa (11/11/2014) lalu, Surya(Tribunnews.com Network) harus menuliskan nama asli remaja yang telah divonis 22 bulan penjara tersebut.

Masih perlu satu tahun lagi, bagi Rais untuk menghabiskan masa kurungannya.

”Ada urat kaki yang rusak (karena tembak), sehingga masih merasa nyeri kalau dipakai jalan,” katanya usai menunjukkan bekas luka yang sudah menghitam di kakinya.

Rais adalah terpidana kasus penjambretan ponsel di kawasan Balongsari. Penjambretan dilakukan tiga bulan sebelum ditangkap dan disuntik peluru.

Berita Rekomendasi

Sore hari, sejumlah petugas kepolisian datang ke rumah untuk menangkapnya.

Banyaknya petugas yang terlibat dalam penangkapan, membuatnya sama sekali tak berpikir untuk kabur, atau melawan.

”Saya dimasukkan mobil. Setelah di dalam mobil, mata saya ditutup lakban, jadi tidak begitu tahu dibawa ke mana,” ucap pria yang penuh tato di lengan itu.

Setelah beberapa jam ia tiba di sebuah ruangan di kantor polisi di Surabaya.

Penutup mata lalu Rais dibuka. Di sana dia rupanya tidak sendirian.

Beberapa pria,  termasuk teman komplotannya ternyata juga sudah tertangkap lebih dulu.

Di sana ia diinterogasi. Satu pertanyaan yang juga diberikan pada temannya, adalah siapa-siapa lagi anggota komplotannya. ”Saya bilang tidak ada lagi,” tukasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas