Jombang Bakal Jadi Tuan Rumah Muktamar NU 2015
"Keduanya, baik Kiai Hasyim maupun Mbah Wahab asli Jombang," ujarnya.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Kabupaten Jombang, Jawa Timur diusulkan sebagai tempat penyelenggaraan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-32 tahun 2015.
Demikian ditegaskan Ketua PBNU, Saifullah Yusuf, Minggu (16/11/2014).
Menurut Gus Ipul, dipilih dan diusulkannya Jombang sebagai tuan rumah Muktamar NU ke-32, karena salah satu kabupaten di provinsi Jatim ini merupakan tempat asal pada pendiri jam'iyah NU. Yakni, KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah.
"Keduanya, baik Kiai Hasyim maupun Mbah Wahab asli Jombang," ujarnya.
Selain itu, anugerah gelar Pahlawan Nasional yang diberikan Pemerintah kepada KH Wahab Hasbullah, kata Gus Ipul juga menjadi pertimbangan digelarnya Muktamar NU 2015 di Jombang.
"Tak hanya itu saja, Gus Dur yang pernah memimpin NU dan juga menjadi Presiden pertama dari NU yang memimpin Republik ini juga berasal dari Jombang," jelasnya.
Khusus ditetapkannya Mbah Wahab sebagai Pahlawan Nasional, melalui surat Keputusan Presiden Nomor 64/TK/Tahun 2014 tanggal 11 Agustus 2014 dan Nomor 115/TK/Tahun 2014 tanggal 6 November 2014, hal ini merupakan bukti bahwa kontribusi pendiri NU terhadap kemerdekaan Republik dalam mengusir penjajah sangat besar.
"Makanya semangat kepahlawanan beliau harus dicontoh oleh semua masyarakat, khususnya kader NU," tegas Wakil Gubernur Jatim ini.
Menurut Gus Ipul, rencana menjadikan Jombang sebagai tuan rumah muktamar NU 2015 sudah disampaikan dalam gelaran musyawarah nasional dan konferensi besar (Munas dan Konbes) Nahdlatul Ulama, di Jakarta, 1-2 November 2014 lalu.
Sementara itu, meski gelaran muktamar masih lama, Gus Ipul yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Pusat GP Ansor dua periode ini mendukung duet kepemimpinan PBNU saat ini, yakni KH Said Aqil Siradj-KH Mustofa Bisri (Gus Mus).
KH Said adalah Ketua Tanfidz, sementara Gus Mus Rais Am.
Untuk pemilihan Ketua Tanfidz, dirinya setuju diserahkan lewat mekanisme pemilihan dari muktamirin atau peserta muktamar.
Sementara Rois Aam PBNU diharapkan dipilih melalui sistem musyawarah mufakat, yakni ahlul halli wal aqdi.
Jika sistem dipakai, maka Rais Am PBNU nanti akan dipilih oleh sembilan orang perwakilan Rois Syuriah Pengurus Wilayah NU di Indonesia. (mujib anwar)