Pasien Lari Bawa Infus
Guncangan kencang akibat gempa 7,3 skala Richter, Sabtu (15/11) pagi membuat seisi rumah sakit ketakutan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- SILOAM Hospitals Manado yang biasanya tenang mendadak riuh. Guncangan kencang akibat gempa 7,3 skala Richter, Sabtu (15/11) pagi membuat seisi rumah sakit ketakutan. Terlebih para pasien yang sedang menjalani perawatan.
Keluarga dan para pasien berhamburan keluar dari ruang perawatan. Beberapa pasien bahkan terlihat berlari dengan jarum infus masih tertancap di tangan. [Baca juga: Pengunjung Histeris, Dinding Lantai 7 Hotel Lion and Plaza Manado Ambruk]
Seorang gadis tampak dipapah seorang pria. Tangan kiri menjaga sang gadis, sementara tangan kananya berusaha menjaga cairan infusan.
Mereka mencoba berlari menuju keluar dari gedung rumah sakit lima lantai itu.
Beberapa perawat dan paramedis di rumah sakit itu berusaha menenangkan para pasien dan keluarganya.
Bahkan setelah guncangan berhenti, beberapa pasien dan keluarganya masih tampak waswas. Mereka memenuhi lobi rumah sakit.
Beberapa pasien tampak menahan sakit yang mendera tubuh dengan meringkuk di kursi yang berada di lobi.
Bersyukur ketika mereka tiba di lantai dasar, guncangan gempa berhenti.
Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan yang kebetulan ada di rumah sakit tersebut langsung membantu evakuasi dan memenangkan para pasien.
Tokoh yang akrab disapa Ai ini bahkan mencoba meraih menggendong bayi. Dia juga
mencoba menenangkan pasien dengan mengajaknya berdoa dan bercerita.
"Saya harap para warga tetap tenang namun harus selalu waspada. Kami terus berkomunikasi dengan BMKG hingga dicabutnya peringatan dini tsunami ini. Sebagai orang beriman kita harus yakin bahwa kita tidak sendiri karena Tuhan selalu bersama dengan kita," katanya.
Pemandangan serupa tersaji di Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano Minahasa. Para pasien berhamburan keluar dari ruang perawatan.
Bahkan, dalam kondisi tubuh yang lemah akibat didera sakit, mereka lari sambil membawa infus yang tertancap di tangannya.
"Semua saat itu panik. Ada pasien lari sambil bawa infus. Ada yang hanya jalan cepat karena tak berdaya. Jangankan pasien, dokter dan perawat tak kalah paniknya. Dalam seketika, halaman rumah sakit langsung ramai. Umumnya langsung berdoa dengan suara keras," ujar Patris Tumengkol, salah seorang pegawai rumah sakit yang menjadi saksi mata kala itu.
Para pekerja renovasi gedung rumah sakit, kata Patris, tak kalah paniknya. Dari lantai dua gedung yang sementara dibangun, mereka langsung turun ke bawah.
"Masih ada beberapa tangga, mereka langsung lompat. Mungkin ada beberapa pekerja yang sedikit terluka karena itu," jelasnya.
Sementara itu di Minahasa Tenggara, seorang pekerja bangunan yang tengah membangun Gapura Kantor Bupati, Jefry Mokau mengalami luka di kepala akibat tertimpa batu bata bangunan yang terguncang gempa.
Jefri mendapat perawatan di Puskesmas Ratahan karena lukanya cukup serius. Fredi salah satu saksi mata menuturkan, korban tengah berada di bawah gapura sewaktu gempa terjadi.
Saat batu bata berjatuhan, tutur Fredi, korban mencoba lari namun terhalang bambu yang terpasang di sekeliling gapura. "Ia terkena telak di bagian dahi," kata dia.
Dikatakan Fredi, korban langsung pingsan.
"Warga langsung membawanya ke Puskesmas," kata dia.
Untuk bangunan, tembok yang mengelilingi
mengelilingi water tank Hotel Lion Plaza Manado yang berada di lantai tujuh, jebol. Runtuhan material pun menimpa mobil yang diparkir di samping hotel tersebut.
Mobil Daihatsu Terios DB 1572 AO itu merupakan milik tamu hotel, Olke Sumajo.
"Saya parkir mobil di sebelah. Lalu ada tembok runtuh di lantai atas. Setelah gempa saya dikonfirmasi pihak manajemen hotel bahwa mobil tertimpa puing-puing," tuturnya.
Olive Gaghansa, Marketing Lion Plaza Hotel Manado menegaskan bahwa hotelnya baik-baik saja. Hanya tembok yang mengeliling water tank yang runtuh.
"Foto yang beredar di dunia maya itu foto lain. Memang ada yang rusak, tapi bukan di dalam hotel, di samping. Itu cuma water tank yang baru dibangun dan belum kokoh. Bukan di bagian hotelnya," tegasnya.
Di Hotel Gran Puri Manado, di lantai dua dan tiga mengalami keretakan. Namun tidak parah. "Keretakan ini segera diperbaiki. Apalagi pemilik hotel ini ahli bangunan dan gempa. Gedung ini mampu menahan kok," kata Ilona Emoth, Director of Sales Hotel Gran Puri Manado.
Di Hotel Aryaduta, mengalami kerusakan di kaca jendela.
Di Bitung, akibat gempa dahsyat beberapa keramik dinding di SMK Garuda terjatuh. Dinding kantor di sekolah itu juga mengalami retak-retak. (tim)