Puluhan Warga Korban Kebakaran di Nunukan Mulai Tempati Tenda Pengungsian
Puluhan warga korban kebakaran mulai menempati tenda pengungsian di Posko Bencana Kebakaran Pasar Jamaker, Liem Hie Djung, Kecamatan Nunukan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Puluhan warga korban kebakaran, Jumat (21/11/2014) sore mulai menempati tenda pengungsian di Posko Bencana Kebakaran Pasar Jamaker, Liem Hie Djung, Kecamatan Nunukan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Muhammad Amin mengatakan, dari delapan tenda yang didirikan sudah ada dua tenda yang terisi pengungsi.
Namun jumlah warga yang sudah mengisi tenda-tenda dimaksud masih dalam pendataan. Tenda pengungsian ini jaraknya diperkirakan 300 meter dari lokasi kebakaran.
Camat Nunukan, Umboro Hadisuseno mengatakan, baru sekitar 70 jiwa pengungsi yang telah menempati tenda pengungsian yang disediakan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
“Ini campuran dari korban yang ada di RT 03 dan RT 26-pemekaran RT 01,” ujarnya.
Dia mengatakan, masih banyak pengungsi yang belum menempati tenda pengungsian. Mereka memilih mendirikan tenda di sekitar lokasi kebakaran.
“Ini belum bisa kita pastikan yang menempati tenda-tenda. Karena mereka ada juga yang tinggal di rumah keluarga. Baru sekitar 70 jiwa ini yang kita ketahui tinggal di tenda pengungsian,” ujarnya.
Ketua RT 03, Kelurahan Nunukan Barat, Suardi M Saleh mengatakan, dari sekitar 1.000 jiwa warga RT 03 yang menjadi korban bencana ini, sekitar 600 jiwa di antaranya memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun sekitar 10 meter dari lokasi kebakaran.
Mereka tersebar disisi timur dan sisi barat serta selatan lokasi kebakaran.
“Ada sekitar 600 jiwa yang tinggal di tenda sini, belum ke posko pengungsi,” ujarnya.
Sebelumnya Bupati Nunukan, Basri, Jumat (21/11/2014) mengungkapkan, berdasarkan pendataan terhadap warga korban bencana kebakaran Pasar Jamaker, diketahui ada sekitar 600 kepala keluarga atau 3.105 jiwa yang kehilangan tempat tinggal dan tempat usaha.
Umboro mengatakan, sebagian korban tinggal di rumah keluarga. Adapula yang tinggal di kediaman pribadi yang berada di luar areal pasar.
“Kan di dalam ada juga yang cuma punya kios untuk berjualan. Dia tidak tinggal di situ,”” ujarnya.