Bursa Seks Kota Pempek dari Siswi SMA hingga PSK Impor Bertarif Rp 10 Juta
Kalau pria hidung belang mampu menyediakan Rp 10 juta, PSK impor asal Maroko yang berwajah Timur Tengah, berkulit coklat, mata belok siap melayani.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Profesi pelacur atau wanita penjaja cinta memang marak di sejumlah kota besar termasuk Palembang. Yang mengagetkan Palembang juga dipenuhi PSK Impor alias Pekerja Seks Komersil (PSK) dari luar negeri.
Dan yang mengagetkan lagi gadis-gadis ABG seumuran anak sekolah pun ada. Namun yang sekolahan ini pesanan khusus, dan ada GM-nya (bukan General Manager tetapi Germo). Sementara yang lebih mudah mendapatkannya adalah PSK yang mangkal.
Perkara tarif memang bervariasi. Yang paling murah sekitar Rp 150 ribu, biasanya ada di seputaran Kambang Iwak dan Pasar 16 dan Jembatan Ampera. Yang mahal didominasi PSK impor atau imigran, biasanya disebut Hadromi (berasal dari kawasan Afghanistan atau Uzbekistan), adapula yang disebut Cungkok yang berasal dari Tiongkok atau Cina dan sekitarnya seperti Vietnam, Thailand dan Korea.
Mereka beroperasi di tempat karaoke elit, dan juga ada di dalam hotel berbintang tertentu. Tarifnya antara Rp 3 juta untuk short time (maksimal tiga jam) hingga Rp 5 juta untuk longtime (semalam suntuk). Para PSK Impor ini terdapat di dua tempat karaoke elit Kota Palembang, sedangkan di hotel berbintang sangat jarang. Namun kalau pria hidung belang mampu menyediakan Rp 10 juta, PSK impor asal Maroko yang berwajah Timur Tengah, berkulit coklat, mata belok, bodi super seksi siap melayani.
Sementara yang mangkal di lokalisasi pun ada di kota yang dikenal dengan sebutan Kota Pempek ini. Kampung Baru, lokalisasi prostitusi tampak terselubung dengan rapi meskipun dilarang beroperasi. Di lokasi yang berada persis di Jalan Teratai Km 8 itu, para PSK sudah disediakan tempat khusus seperti rumah perkampungan yang sudah didesain layaknya rumah diskotik (penuh dengan gemerlap lampu serta alunan musik yang menghentak jiwa) termasuk juga disediakan ruangan khusus untuk "eksekusi".
Di rumah-rumah tersebut yang jumlahnya puluhan, para PSK menjajakan dirinya dengan pakaian super feminim. Mereka sekali-kali menggoda dengan manja para pengunjung. Sehingga di tempat itu, para pengunjung pun tidak akan kesulitan menemukan PSK, serta tidak perlu repot-repot untuk mencari. Sebaliknya para PSK sendiri lah yang akan datang dan menyambutnya. (tim)