BNPB: Longsor Terjadi karena Material Bukit Telagalele Alami Pelapukan
longsor di Banjarnegara terjadi karena material penyusun Bukit Telagalele, bukit yang berada persis di atas Dusun Jemblung mengalami pelapukan.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menganalisa sebab ternyadinya longsor di Dusun Jemblung, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, longsor di Banjarnegara terjadi karena material penyusun Bukit Telagalele, bukit yang berada persis di atas Dusun Jemblung mengalami pelapukan.
"Material penyusun Bukit Telagalele adalah endapan vulkanik tua, sehingga solum tanah tebal dan ada pelapukan," kata Sutopo di kantornya, Jakarta, Senin (15/12/2014).
Selain itu, kata Sutopo terjadi kemiringan di lereng di Bukit Telagalele lebih dari 60 persen. Sementara mahkota longsor berada tepat di kemiringan lereng 60 persen-80 persen.
Sebelumnya juga terjadi hujan desar pada tanggal 10-12 Desember. Sehingga tanah jenuh dengan air. Apalagi saat hujan deras pada 10-11 Desember itu sempat terjadi longsor kecil di salah satu sisi Bukti Telagalele.
"Tanaman di atas bukti adalah tanaman semusim, seperti Palawija dan tanaman tahunan yang tidak rapat. Budidaya pertanian dengan tidak mengindahkan konservasi tanah dan air, di mana tidak ada terasering pada lereng tersebut," kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan, ancaman tanah longsor biasanya dimulai seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali.
Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
"Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah," katanya.