Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tinjauan Geologi Bencana Tanah Longsor di Banjarnegara

Pada tahun 2006 di awal bulan Januari, bencana tanah longsor menimpa kawasan Dusun Gunung Raja, Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tinjauan Geologi Bencana Tanah Longsor di Banjarnegara
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Presiden Joko Widodo mendatangi lokasi tanah longsor di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Minggu (14/12/2014). Jokowi meminta kepada petugas dan relawan untuk mengutamakan pencarian korban yang diduga masih tertimbun longsor. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 

2. Tempat material longsoran terendapkan (depositional toe), kemungkinan pada daerah dengan peruntukan lahan sebagai daerah sawah irigasi berbentuk teras/undak yang didominasi oleh litologi batuan volkanik Kuarter (endapan lahar) dan alluvium berupa Qjo (warna coklat pada Peta Geologi).

Secara umum kondisi Geologi penyusun daerah longsoran di Dusun Sijemblung Desa Sampang meliputi beberapa satuan/formasi (dari tua ke muda) yaitu : Formasi Rambatan (Tmr, warna kuning pada Peta Geologi) yang tersusun oleh litologi batuan sedimen detritus halus berupa serpih, napal dan batupasir gampingan; Batuan Terobosan berupa gabro (Tmpi) dan diorite (Tmd) dengan warna merah pada Peta Geologi; kemudian batuan berumur Kuarter berupa Anggota Lempung Formasi Ligung (QTlc) yang tersusun oleh litologi batulempung tufan dan batupasir tufan; dan yang menutupi bagian atas paling muda tersusun oleh Batuan-batuan Gunungapi Jembangan yang didominasi oleh lava andesit dan batuan klastika gunungapi (Qjm, Qjo, dan Qjya).

Kondisi topografi secara umum memperlihatkan keadaan yang bergelombang cukup kuat dan curam, di mana keadaan yang demikian ini diakibatkan oleh kontrol struktur geologi dan kondisi litologi/batuan penyusunnya. Sedangkan kontrol struktur geologi yang terekam dalam Peta Geologi Regional didominasi sesar-sesar normal, sesar geser dan sesar naik.

Tanah longsor dapat juga terjadi karena adanya peningkatan kandungan air pada lapisan tanah pelapukan yang bersifat porous seiring dengan curah hujan yang tinggi (sangat tinggi), sehingga terjadi penjenuhan pada tanah pelapukan dan batuan permukaan. Penjenuhan ini mengakibatkan bertambahnya bobot masa tanah dan meningkatnya tekanan pori, sehingga tahanan geser menjadi berkurang.

Kemiringan lereng yang terjal (biasanya >45°) semakin memperkuat untuk terjadinya keruntuhan. Kontak antara tanah pelapukan yang cukup tebal dengan litologi batulempung tufan bertindak sebagai bidang gelincir. Material longsoran bergerak mengikuti lembah dan menggerus tebing lembah yang dilaluinya, sehingga semakin meningkatkan volume material rombakan yang dibawa.

Banyaknya volume material rombakan yang kemudian tercampur dengan air sungai yang dilaluinya mengakibatkan viskositas semakin meningkat, sehingga aliran bahan rombakan ini menjangkau areal yang cukup jauh dan merusak serta menimbun sarana dan prasarana yang dilaluinya. Faktor lain, kemungkinan dari faktor hidrogeologi yang berpengaruh dalam gerakan tanah adalah sifat resapan air/permeabilitas tanah di lokasi longsoran yang relatif kecil.

Penyebab gerakan tanah yang terkait dengan faktor keairan ini antara lain sifat fisik-mekanik tanah yang dipicu oleh air tanah, pengaturan air permukaan yang kurang baik, penambahan kadar air yang berlebihan, kadar air yang terlalu besar pada daerah lereng, serta luapan air yang berlebihan pada waktu hujan yang tidak segera dapat dibuang. Disisi lain, longsor (landslide) yang terjadi pada senja hari (awal ufuk Magrib) di Dusun Sijemblung Desa Sampang yang berada pada wilayah pegunungan (elevasi sekitar 900 meter) telah mengagetkan semua pihak akan terulangnya kembali bencana akibat tanah longsor yang kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan kadar air dalam tanah akibat curah hujan yang sangat tinggi.

Berita Rekomendasi

Sebagai salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah cukup tinggi (umumnya berada pada lahan kritis dan labil) yang berada pada wilayah yang rawan bencana geologi, seperti gerakan tanah tipe landslide, maka sudah seyogyanya harus selalu memahami kondisi alam tempat kita berpijak dan selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman gerakan tanah yang dapat menimbulkan bencana harta dan jiwa. Pemahaman mengenai petunjuk awal (precursor) terjadinya gerakan tanah merupakan hal yang penting dalam mendukung keberhasilan mitigasi gerakan tanah dan akan sangat menguntungkan, sehingga dapat menghindarkan diri sebelum bencana datang dan selalu siap siaga.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas