Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Keluarga Korban Air Asia Masih Berharap Ada Mukjizat

Margarita tak menampik bahwa ada keluarga korban yang hingga saat ini masih berharap mukjizat

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Anggota Keluarga Korban Air Asia Masih  Berharap  Ada Mukjizat
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Tiga keluarga korban dari hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 ikut melakukan pencarian dengan pesawat patroli maritim CN235 TNI AL di atas perairan Laut Jawa, Selasa (30/12/2014). Tim SAR telah menemukan sejumlah benda dan enam jenazah korban hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya - Singapura di Teluk Kumai, Pangkal Bun, Kalteng. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM.SURABAYA, - Psikolog Rumah Sakit Sutomo, Surabaya, Margarita Maramis mengapresiasi positif tawaran Panglima TNI Jenderal Moeldoko kepada keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 untuk melihat secara langsung lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Margarita mengatakan, tawaran semacam itu memungkinkan keluarga korban yang masih belum menerima ditinggal orang terkasih atau masih memiliki harapan yang besar anggota keluarga yang turut dalam pesawat selamat, untuk realistis dengan keadaan yang terjadi.

"Keluarga korban akan melihat dan berproses. Meskipun, akan menjadi lebih baik atau tidak, tergantung dari penangkapan masing-masing," ujar dia kepada Kompas.com di kompleks Mapolda Jawa Timur, Selasa (6/1/2015) malam.

Margarita tak menampik bahwa ada keluarga korban yang hingga saat ini masih berharap mukjizat anggota keluarganya masih selamat dari kecelakaan pesawat itu. Bagi keluarga korban yang demikian, tawaran Panglima TNI tersebut malah membuat keluarga korban tak nyaman.

"Bagi yang belum yakin keluarganya selamat, masih memiliki harapan keluarganya bukan jadi korban, tentu ini tidak nyaman," ujar dia.

Oleh sebab itu, Margarita melanjutkan, ajakan melihat langsung lokasi jatuhnya AirAsia itu akan lebih bermanfaat bagi keluarga korban yang realistis dan pasrah atas apa yang terjadi.

Sebagai psikolog yang bertugas mendampingi keluarga korban, lanjut Margarita, di sinilah peran dirinya dan rekan seprofesi dibutuhkan. Pendampingan psikologis itu sangat berguna bagi penerimaan keluarga korban terhadap musibah yang terjadi.

BERITA REKOMENDASI

"Kami ini terus mendampingi. Saat anggota keluarga mereka belum ketemu, atau bagi yang ketemu, saat penyerahannya. Bahkan, kami ikut juga dalam pembicaraan bagaimana kehidupan mereka yang ditinggalkan ke depannya," ujar Margarita.

Margarita memastikan bahwa pendampingan psikologis tersebut tak berhenti begitu korban dipulangkan ke keluarga lalu dimakamkan. Ia dan rekan seprofesi berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan, bahkan sampai setelah musibah ini berlanjut.

Hingga Selasa kemarin, DVI sendiri berhasil mengidentifikasi 16 dari 37 jasad yang berada di RS Bhayangkara Surabaya. Identifikasi jasad itu berdasarkan pencocokan antemortem dengan posmortem.

Ada pun total jumlah penumpang dan awak pesawat, yakni 162. Selasa sore, Basarnas kembali menemukan dua jenazah. Rencananya, dua jenazah itu akan dikirimkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/1/2015) ini, untuk diidentifikasi.(Fabian Januarius Kuwado)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas