Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PT KPC Salahkan Cuaca Ekstrem Penyebab Luapan Air Tambang

Pihak Manajemen PT KPC mengatakan limpasan air tambang yang masuk ke Sungai Bendili merupakan akibat cuaca ekstrem.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in PT KPC Salahkan Cuaca Ekstrem Penyebab Luapan Air Tambang
Tribun Kaltim/Kholish Chered
General Manager (GM) Health, Safety, Environment, and Security (HSES) PT Kaltim Prima Coal (KPC), Immanuel Manege. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered

TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - Pihak Manajemen PT Kaltim Prima Coal (KPC) mengatakan limpasan air tambang yang masuk ke Sungai Bendili pada akhir November dan awal Desember 2014 merupakan akibat cuaca ekstrem. Karena curah hujan ekstrem yang melanda Sangatta, air tambang meluap sebelum sempat diolah sesuai baku mutu.

Pihak KPC mengatakan sudah mengikuti berbagai arahan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutim terkait penanganan masalah tersebut. Demikian disampaikan General Manager (GM) Health, Safety, Environment, and Security (HSES), Immanuel Manege, Selasa (13/1/2015) lalu.

Pada sisi lain, pihak KPC tidak ingin berpolemik terkait langkah BLH Kutim yang bakal menempuh jalur hukum guna menuntut ganti rugi dan pemulihan lingkungan.

"Itu perlu proses lebih lanjut. Ada kaidah-kaidah pada proses itu. Bila ditindaklanjuti, kami harus patuh," katanya.

Didampingi Manager External Relation, Hasrul Sani, Immanuel mengatakan pihaknya berkomitmen dan telah melaksanakan penambangan sesuai kaidah yang berlaku (good mining practices).

"Keadaan di akhir November dan awal Desember lalu sifatnya temporary (sementara), diakibatkan faktor alam berupa kondisi cuaca ekstrem. Karena debit air yang besar, akhirnya air melimpas. Jadi bukan karena tanggul jebol," katanya.

Berita Rekomendasi

"Yang kami tutup itu kolam pengendap (outlet sedimen pond Pelikan Selatan). Bukan Sungai Bendili. Kami menutup kurang dari 24 jam setelah diperintahkan BLH. Kami pun terus berkoordinasi dengan BLH," katanya menambahkan.

Ia menegaskan, semua aliran air tambang yang tidak sesuai baku mutu diyakini sudah berhenti mengalir ke Sungai Bendili dan Sungai Sangatta.

"Kondisinya sangat jauh dari pencemaran. Buktinya PDAM dalam sebulan terakhir mendapatkan air baku yang kualitasnya sangat baik," katanya.

Dikatakannya pula, di dalam Kepmen, diatur tentang upaya dan kemungkinan yang dilakukan dalam kondisi ekstrem.

"Yang jelas ada upaya perbaikan. Segala tindakan pun dikoordinasikan dengan BLH. Kami patuh," katanya.

Pasca penutupan outlet Pelikan Selatan, pihak KPC membuat kolam penampungan tambahan. Adapun perpanjangan izin pembuangan limbah cair yang sesuai baku mutu sudah diajukan beberapa bulan lalu.

"Untuk membangun pintu air di Pelikan Selatan, kita butuh waktu untuk perencanaan, membangun desain, dan penyesuaian dengan skala besar. Namun kami patuh," katanya.

Lantas, bagaimana pembuangan air tambang pascapenutupan outlet Pelikan?

"Ibarat mangkuk yang penuh, airnya harus dikeluarkan. Kalau tidak dibuang akan lebih parah. Selain kolam pengendap ditambah, air yang sudah sesuai baku mutu tetap dialirkan melalui sungai. Yaitu di Melawai dan Murung. Yang jelas sangat jauh dari pencemaran. Buktinya air PDAM bersih sebulan terakhir," katanya.

Immanuel menambahkan, melalui pertimbangan sosial, saat ini KPC telah siap mengalokasikan sumber air baku dari area sekitar pit J (bernama Kenyamukan). Kapasitas airnya yang mencapai 200 liter per detik akan dibagi 100 liter per detik untuk PDAM Sangatta dan 100 liter per detik untuk operasional KPC.

"Ini langkah kami untuk mengupayakan kesejahteraan warga. Luas areanya sekitar 25 hektar dengan volume 14 juta meter kubik. Airnya bagus, sudah diuji. Kami sudah membuat saluran awal. Selanjutnya Pemkab Kutim yang menyiapkan bak penampungan sementara lalu dialirkan ke PDAM," katanya. (khc)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas