Anak SMP di Palembang Dikeroyok, Dipalak dan Ditonjoki Temannya, Tapi Pihak Sekolah Diam Saja
Kali ini, aksi bullying menimpa seorang pelajar kelas VII SMP Kartika Palembang bernama Alle Renaraputra
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Sungguh sangat memperihatikan. Untuk kesekian kalinya, dunia pendidikan khususnya di Palembang kembali tercoreng dengan adanya aksi bullying yang dilakukan para pelajar.
Kali ini, aksi bullying menimpa seorang pelajar kelas VII SMP Kartika Palembang bernama Alle Renaraputra (12).
Ironisnya, anak nomor dua dari tiga bersaudara pasangan Zulkifli dan Desy tersebut, menjadi korban bullying yang dilakukan para kawan sekelasnya saat jam belajar berlangsung.
Bahkan dalam aksi itu, seorang kawan korban juga sempat mengabadikan aksi tersebut dengan merekammnya menggunakan handphone sehingga aksi tersebut sempat menjadi tontonan.
Menurut keterangan sang korban saat ditemui di rumahnya Jalan Belabak Kelurahan 3 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang, ia telah lama dibully para teman sekelasnya terutama yang laki-laki.
"Kadang saya dipukul dan hinjak-hinjak. Selain itu, mereka juga meminta uang jajan serta meminta untuk dibelikan voucher game online. Apabila semua itu tidak dituruti, mereka marah," ungkap bocah pendiam itu.
Sementara itu, Desy ibu korban menjelaskan, aksi bullying tersebut diketahui kemarin, Rabu (11/2/2015). Kasus tersebut terbongkar setelah para guru di sekolah tersebut melakukan razia handphone terhadap seluruh para pelajar.
Ketika memeriksa salah satu handphone milik pelajar, para guru menemukan Video korban Alle dikeroyok oleh teman satu kelasnya berjumlah sembilan orang.
Sehingga, guru SMP Kartikapun memanggil seluruh walimurid untuk dilakukan pertemuan.
Desy yang mengatahui jika anaknya telah dianiaya, sempat ikut dalam pertemuan para wali murid tersebut.
Akan tetapi, menurut Dessy hasil pertemuan itu tidak menemukan kata sepakat akan keamanan anaknya di sekolah ataupun di luar sekolah.
"Di dalam Video itu, anak saya dihinjak-hinjak dan dipukuli teman-temannya sekitar sembilan orang di bagian vitalnya. Bahkan dalam rekaman tersebut, para kawan Alle yang ikut menganiaya pada katawa," jelas Dessy yang sempat melihat sendiri rekaman tersebut.
Bukan hanya itu saja, Desy mengaku membawa kasus ini ke ranah hukum, lantaran pihak sekolah telah menghapus Video kekerasan anaknya tersebut dan juga tidak ada pertanggungjawaban dengan serius.
Selain itu, para orang tua pelaku juga tidak ada etikat yang baik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.