Ratusan Rumah dan Sawah di Jombang Diterjang Banjir
Ketiga sungai itu, Sungai Beng, Sungai Pundeng, serta Sungai Marmoyo.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dan sekitarnya selama Rabu (11/2/2015) membuat tiga sungai di kawasan Kecamatan Ploso meluap.
Ketiga sungai itu, Sungai Beng, Sungai Pundeng, serta Sungai Marmoyo.
Akibatnya, air bah menerjang ratusan rumah dan ratusan hektare lahan padi tujuh (7) desa wilayah Kecamatan Ploso, Jombang, Kamis (12/2/2015). Ketinggian air bervariasi, mulai 30 hingga 100 centimeter.
Ketujuh desa di Kecamatan Ploso yang diterjang banjir tersebut, Desa Ploso, Pagertanjung, Kedungdowo, Bawangan, Losari, Pandanblole, dan Desa Jatigedong.
Selain merendam permukiman dan lahan persawahan, tiga gedung SD, dua MI, dan dua gedung SMP Negeri digenangi air, sehingga para siswa terpaksa dipulangkan awal, tanpa ada kegiatan belajar mengajar.
Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. “Kami belum menghitung kerugian secara rinci, karena masih melakukan pendataan,” kata Sekcam Ploso, Ir Supriyanto, Kamis (12/2/2015).
Namun berdasarkan laporan dari desa-desa yang terlanda banjir dan dari Dinas Pertanian, total terdapat 510 hektare lahan padi yang tergenang banjir.
Kendati demikian, lanjutnya, lahan tanaman padi yang tergenang tersebut belum berbulir karena usia tanam baru 45 hari.
Dengan kondisi demikian, imbuhnya, jika banjir cepat surut, tanaman padi masih bisa dipanen, karena tidak mati.
“Ini agak beruntung, karena serugian bisa ditekan. Kalau saja tanaman padi sudah siap panen, bisa hancur semua, dan kerugian jauh lebih besar,” kata Supriyanto.
Sedangkan mengenai jumlah rumah yang terendam banjir, Supriyanto mengaku belum bisa memastikan jumlahnya, karena masih didata. Namun diperkirakan mencapai ribuan rumah.
Di Desa Pagertanjung saja, menurut Bambang, kades setempat, terdapat 600 KK (kepala keluarga) di tiga dusun di Desa Pagertanjung yang rumahnya terendam air.
Dijelaskan Supriyanto, banjir yang menerjang 7 desa di Kecamatan Ploso itu dipicu meluapnya tiga sungai. Yakni, Sungai Beng, Sungai Pundeng, serta Sungai Marmoyo.
Ketiga sungai itu meluap karena wilayah sekitar Ploso, termasuk Kabupaten Lamongan bagian selatan diguyur hujan semalaman. Dia juga merinci bahwa banjir tersebut menerjang.
Sampai sekitar pukul 14.00 WIB, genangan air berangsur-angsur mulai surut. Namun di wilayah desa yang lebih rendah, air justru sedang mulai meninggi. Yakni di Desa Jatigedong.
Itu terjadi karena air yang sebelumnya membanjir di desa-desa di daerah yang lebih tinggi, mengalir semuanya ke desa yang menjadi lokasi pabrik penyedap rasa asal Korea Selatan, PT Cheil Jedang Indonesia tersebut.
Dijelaskan Supriyanto, jika tak lagi ada hujan deras, genangan air yang kini meninggi di Desa Jatigedong akan segera surut. Sebab, airnya terbuang ke Sungai Brantas.
“Di sana ada gorong-gorong di bawah tanggul dengan diameter sekitar 60 centimeter, yang memang dimaksudkan untuk membuang genangan air yang sewaktu-waktu mengumpul di Jatigedong,” kata Supriyanto.
Diah, salah satu warga mengaku sejauh ini belum ada dari pemerintah setempat, terkait bantuan dalam bentuk materi.
“Kami hanya diminta waspada,” kata Diah, warga Desa Pagertanjung.