Lima Siswa Madrasah Aliyah di Jombang Curi 8 Laptop Milik Sekolahnya
Dalam pengungkapan itu, petugas pun mengamankan 5 pelaku pembobolan tersebut.Ironisnya, para pelaku masih ABG dan siswa di sekolah tersebut.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Tak sampai 1 x 24 jam, anggota Satreskrim Polres Jombang berhasil mengungkap kasus pembobolan sekolah MA (Madrasah Aliyah) Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang Kota, Sabtu (14/2/2015).
Dalam pengungkapan itu, petugas pun mengamankan 5 pelaku pembobolan tersebut.
Ironisnya, para pelaku masih anak baru gede (ABG) dan merupakan siswa sekolah tersebut.
Mereka adalah MRA (15), asal Gresik, SSA (13), asal Balangan, Kalimantan Selatan, MADP (14), asal Tulungagung, DM (13), asal Pakis, Malang, dan MKU (14), warga Tambakrejo.
Petugas juga mengamankan barang bukti 4 unit laptop yang belum sempat dijual.
Kini, kelima bocah tersebut terpaksa diamankan ke mapolres dan menjalani penyidikan lebih lanjut oleh anggota unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Satreskrim.
“Mereka masih di bawah umur, sehingga ditangani Unit PPA,” ujar Kasubbag Humas Polres AKP Lely Bahtiar.
Pengungkapan kasus pembobolan sekolah yang mengakibatkan 8 unit laptop amblas itu berawal saat petugas lakukan penyelidikan usai mendapatkan laporan kasus tersebut.
Saat dilakukan penyelidikan maupun keterangan sejumlah saksi sekitar sekolah, petugas mendapatkan informasi adanya beberapa siswa yang tiba-tiba saja memiliki uang saku yang berlebih.
Maka, timbul kecurigaan petugas terhadap para pelaku yang mulai mentraktir teman-temannya.
“Anggota langsung mengamankan para pelaku dan berusaha menggali keterangan lebih dalam lagi,” lanjutnya.
Saat diperiksa lebih lanjut, kelima pelaku sempat mengelak dan tak mengakui perbuatannya. Namun setelah didesak, akhirnya kelimanya mengakui perbuatannya.
Mereka mengaku terpaksa mencuri karena menginginkan uang saku yang lebih untuk jajan.
Dari 8 unit laptop yang dicuri, 4 unit langsung dijual kepada seseorang dengan harga per-unitnya Rp 2 juta.
Tapi oleh penadah, mereka baru dibayar Rp 1,5 juta sedangkan sisanya dijanjikan akan dibayar kemudian.
“Baru dibayar Rp 1,5 juta dan langsung digunakan untuk jajan,” kata Hariyanto.
Dari pengakuan tersebut, petugas lantas mengamankan kelimanya. Dari pemeriksaan, ulah kelima bocah remaja ini tak ada kaitannya dengan sindikat pelaku pembobolan atau pencurian lainnya.
“Motif tindakan jahat kelimanya, karena hanya ingin mempunyai uang lebih untuk jajan dan mentraktir teman-temannya. Kami juga akan segera amankan penadahnya,” tandasnya .
Diberitakan, MA Unggulan Tambakrejo Jombang disatroni kawanan pencuri. Akibatnya, delapan unit laptop milik sekolah tersebut amblas.
Kerugian ditaksir mencapai Rp 25 juta. Kasusnya langsung ditangani Satreskrim Polres Jombang.